16.

15 4 0
                                    

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

Hari Selasa, hari paling menyebalkan menurut para siswa. Begitu juga dengan Artuhrito, rasanya menuju hari Sabtu sangat lama.

Dengan gontai ia mengambil roti yang sudah disiapkan Tante Dian. Haura, Satria dan Juan sudah pergi duluan, Tante Dian pun sedang keluar rumah. Artuhrito menggigit rotinya dan berjalan keluar.

Dia menaiki motornya, menyalakannya dan pergi sambil roti masih berada di mulutnya. Selama perjalanan dia menyempatkan diri untuk menghabiskan roti tersebut, tidak butuh waktu lama, hanya 15 menit saja dia sudah bisa sampai disekolah. Terlihat banyak murid yang berlalu lalang. Selesai memarkirkan motornya, pemuda itu merapihkan rambutnya sedikit sebelum menuju ke kelas. Seperti hari biasanya, dia akan tebar pesona.

Walaupun pentakilan dan suka tebar pesona, tetapi menurut para siswa disana Artuhrito itu sangat baik, dan asik membuat siapa saja akan senang berteman dengannya.

Tukang tebar pesona itu memasuki kelasnya, terlihat Juan dan Satria sedang berbincang, perbincangan mereka terlihat sangat serius. Membuat jiwa kepo dalam dirinya bergejolak. 

Dirinya berjalan mengendap-endap, berusaha untuk tidak menimbulkan suara. Teman-temannya juga terlihat acuh dengan kelakuannya. Semakin dekat dia kearah mereka berdua, semakin terdengar juga apa yang kedua saudaranya itu bicarakan.

Mereka membicarakan gebetannya? What?!

Setelah acara berkeliling yang dilakukannya dengan Haura dua Minggu yang lalu, Artuhrito sekarang sudah memiliki gebetannya.

Gebetannya adalah anak kelas sebelah, namanya Oliv. Lebih lengkapnya Olivia Keyara.

Niatnya Artuhrito ingin mengajak Oliv pedekate sepulang sekolah, semoga saja diterima. Walaupun mereka tidak terlalu dekat, dan jarang berkomunikasi.

Artuhrito memukul pelan bahu Juan dan Satria, membuat mereka berdua yang sedang berbicara serius harus menghentikan obrolannya dan memandang ke arah Artuhrito. Pemuda itu terlihat cengengesan.

“Ngapain lo?” tanya Satria.

“Harusnya gue yang nanya gitu ke lo berdua, ngapain lo berdua bahas Oliv, hah?”

“Apa jangan jangan, lo berdua naksir lagi sama si Oliv?” tuding Artuhrito.

Juan dan Satria merotasikan matanya malas. Satria juga memiliki gebetannya, jadi dia tidak minat dengan Olivia. Sedangkan Juan masih menjadi misteri, lihat saja kedepannya.

“Ga usah berlebihan To. Lo sendiri juga tau, kalo gue punya gebetan,” jawab Satria.

“Gue ga minat punya sodara sendiri.” balas Juan.

Artuhrito memicingkan matanya, seolah tak percaya dengan ucapan mereka berdua.

“Terus ngapain, lo berdua pagi pagi udah bahas si Oliv, hah?” tanya Artuhrito lagi sambil menepuk tangannya gemas.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang