9.

28 4 1
                                    

Welcome to liefdestaal!!
I hope u like it.
Happy reading!!

Nathan berjalan memasuki pekarangan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan berjalan memasuki pekarangan rumahnya. Rumahnya bisa dibilang cukup mewah, dengan beberapa kendaraan yang terparkir manis di garasi.

Ah sepertinya kita belum berkenalan baik dengan Nathan. Perkenalkan namanya adalah Nathan Gevanka Pratama. Anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pertamanya adalah perempuan, bernama Zevanya Pratama. Sedangkan adik bungsunya laki-laki, bernama Kevin Pratama.

Adiknya, Zevanya sekarang sudah kelas 2 SMP, sedangkan adik bungsunya Kevin masih berumur 1 tahun.

"Eh abang, udah pulang?" tanya Zevanya. Ia sedang membuat jus untuk dirinya.

"Iya, udah." jawab Nathan.

Tidak dengan temannya, tidak dengan keluarganya, Nathan tetaplah sosok yang berujar singkat. Tapi jangan salah, dia sangat memperhatikan kedua adiknya dengan baik.

"Mau makan bang? Mama lagi pergi sama Kevin." jelas Zevanya. Nathan hanya menggeleng.

Zevanya mengerti, ia langsung kembali dengan aktivitas membuat jus.

Nathan menaiki tangga menuju kamarnya, ia membuka pintu berwarna hitam itu dan masuk ke dalam kamar berwarna abu-abu. Kamar Nathan ini hanya terisi dengan warna abu-abu dan hitam.

Ia meletakkan tasnya, kemudian berjalan menuju kaca. Melihat tampang dirinya. Rasanya ia ingin menukar wajahnya. Apa gunanya menjadi laki-laki kalau memiliki wajah cantik.

Dia bertanya-tanya apakah dia bisa mendapatkan pasangan, dengan tampang cantik seperti ini? Ia takut para gadis bukan menyukainya malah iri dengan kecantikannya.

Miris, dari mana coba dia mendapatkan wajah cantik seperti ini.

"Sialan." umpatnya.

Ia mengusap wajahnya kasar, belum lagi ingatan soal Haikal yang merangkul Haura. Entahlah hatinya merasakan takut.

Nathan masih bimbang dengan perasaannya, setiap kali melihat Haura dengan siswa lain, hatinya memanas, seolah hanya dia saja yang boleh berdekatan dengan Haura. Yang lain tidak boleh. Padahal sekarang mereka berdua seperti musuh, sedangkan dulu mereka sangat dekat.

Ingatannya terputar kembali saat dia dan Haura masih menjadi teman masa kecil.

Flashback!

"Athan!" panggil Haura yang berumur 7 tahun sambil memeluk Nathan.

"Aura rindu." lanjutnya. Sudah tiga bulan mereka tidak bertemu, akibat Haura yang berlibur keluar negeri.

Nathan hanya mengangguk sambil menepuk kepala Haura pelan. Dia juga rindu dengan Haura, apalagi mereka selalu bersama dan tiba-tiba terpisah tiga bulan.

"Mau main?" tanya Nathan, Haura dengan girang mengangguk.

"Tapi ajak Satria ya?" tanya Haura meminta persetujuan.
Nathan mengiyakan keinginan Haura.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang