Welcome to liefdestaal!!
Happy reading!Haura dan Artuhrito sudah mengelilingi beberapa tempat dan beberapa kafe, seperti Kafe 'Rasa yang pernah ada', dan kafe 'Cinta monyet'. Sekarang mereka sedang mengitari bundaran, dan entah kenapa Artuhrito menginginkan agar mereka pergi ke pelabuhan, katanya dia suka dengan suasana laut.
Haura hanya mengiyakan saja, kemudian dia menunjukkan ke mana arah Pelabuhan.
"Belok kiri?" tanya Artuhrito.
"Iya, terus ntar lurus aja," jawab Haura. Artuhrito pun mengikuti arahan Haura.
Akhirnya Artuhrito melihat pelabuhan, dia memberhentikan motornya di depan sebuah mobil hitam. Saat Haura ingin turun, Artuhrito menahannya, katanya cukup liat aja dari atas motor, ga perlu turun segala.
Dan sekali lagi Haura hanya mengiyakan. Ia dengan perlahan membuka helmnya, membiarkan rambutnya tergerai.
Entah karena angin sepoi-sepoi, membuat Haura sedikit mengantuk, apalagi dia tidak tidur siang. Akhirnya Haura menyenderkan kepalanya di bahu Artuhrito.
Awalnya Artuhrito terkejut, tapi ya, dia kan modus, jadi dia biarkan saja. Malah dia menarik tangan Haura untuk memeluknya. Dan Haura yang sudah mengantuk hanya menurutinya.
"Ngantuk banget ya, kak?" tanya Artuhrito, Haura hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
Dibelakang mereka, didalam mobil hitam terdapat Nathan. yang menatap mereka tak percaya.
Ia sedari tadi sedang menunggu Sabrina dan Galang, tapi tidak ia sangka ia akan mendapati Haura dan kekasihnya? Nathan tidak bisa melihat jelas. Apalagi dengan acara sender-senderan dan peluk pelukan itu.
Sialan hatinya kembali merasakan sakit, apaa sih, kenapa hatinya seperti ini. Aneh!
Saat Nathan masih terus menatapi Haura, terdengar ketukan pada kaca mobil.
Tuk... Tuk!
Nathan menolehkan kepalanya, terdapat Galang dan Sabrina sudah berada di samping mobil. Ia membuka pintu kemudian keluar dari mobil.
Senyum sumringah Sabrina berikan untuk Nathan, tapi hanya tatapan datar yang ia dapat sebagai balasan.
Nathan membukakan bagasi, dan mulai memasukkan barang-barang Sabrina dan Galang. Dan dia memasukkannya dengan tidak santai. Membuat banyak suara gaduh, Galang yang melihat itu hanya terheran-heran dengan kelakukan sepupunya.
Suara gaduh yang Nathan ciptakan, membuat Haura yang sedang bersandar enak, harus mengangkat kepalanya. Kemudian melirik ke arah kegaduhan yang terjadi.
Karena melirik saja tidak cukup, Haura memutuskan untuk menolehkan kepalanya, ia mendapati Nathan? Yang sedang menatap tajam ke arahnya.
'Tuh anak kenapa dah? Perasaan gue ga buat salah.' batin Haura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefdestaal
Teen Fiction"Pacaran sama gue, sekarang." "Males banget, pacaran sama cowok cantik!" "Cantik gini ... Tapi lo suka kan?" - "Kak! Jadi pacar aku aja gimana?" "Entar dikasih bunga tiap ketemu deh," "Maap ga doyan adek kelas." _ Saya masih dalam tahap belajar menu...