19.

14 5 0
                                    

Selamat membaca!

_________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________

Setelah selesai upacara, Haura dengan cepat masuk ke kelasnya, ia dengan buru-buru mengambil hoodie milik Nathan. Niatnya ia ingin segera mengembalikan hoodie lelaki itu agar dirinya tidak memiliki hubungan lagi dengan lelaki itu.

“Tadi pagi, gue sempet semprotin parfum ga, ya?” tanyanya pada diri sendiri.

Dia mengendus sebentar hoodie Nathan, setelah tercium parfum vanilla miliknya barulah kaki jenjang itu melangkah keluar dari kelas. Kelas IPA dan IPS terletak di gedung yang berbeda, gedung IPS terletak di bagian tengah, gedung IPA di bagian depan, lapangan indoor dan gudang terletak di belakang sekali. Kantin sendiri terbagi atas 2, kantin 1 dan kantin 2.

Kantin 1 berada di pertengahan antara kelas IPA dan IPS, sedangkan kantin 2 berada di belakang berdekatan dengan gudang. Lapangan saat mereka upacara juga terletak di depan sekali.

Haura sampai di gedung kelas IPS. Dirinya menuju ke kelas 11 IPS 3, terlihat ada beberapa murid-murid yang berlalu lalang. Kelas 10 terletak di depan sekali jadi sangat dekat dengan Gedung kelas IPA. Kelas 11 terletak di pertengahan, dan kelas 12 di belakang.

Haura sempat melewati depan kelas Satria, Rangga yang melihat Haura melewati depan kelas mereka langsung saja menoel Satria di belakangnya.

“Sat,” panggilnya.

Satria yang sedang menelungkup kan kepalanya hanya bergumam menjawab panggilan Rangga.

“Sat. Kak Haura tadi lewat depan kelas kita,” jelas Rangga. Dirinya agak sedikit kepo tentang Haura yang melewati kelas mereka dan tidak menghampiri Satria.

Satria menatap Rangga dengan ekspresi ‘Serius?’

Rangga mengangguk, “Serius Sat, tumben banget ke gedung IPS tapi, ga mampir ke sini.”

Satria juga berpikir seperti itu, untuk apa kakaknya ke gedung IPS tetapi tidak menghampiri dirinya.

“Ah, palingan ke temannya kali.” Satria mencoba berpikiran positif, tumben sekali anak ini, biasanya kalo soal Haura pikirannya negatif mulu.

“Yakin? Siapa tau ke cowok yang nganterin dia dua hari yang lalu?” hasut Rangga, Satria yang mendengar hal itu langsung menegakkan badannya.

“Lah! Iya juga! Gue mau ngikutin dia, lo ikut kaga?”

“Ikut!”

Mereka akhirnya mengikuti Haura, terlihat Haura berhenti di depan kelas 11 IPS 3. Ia juga sedang memeluk hoodie berwarna hitam. 3 menit berlalu dan sekarang terlihat seseorang menemui Haura.

Rangga dan Satria saling berpandangan, mereka berasumsi bahwa benar cowok itu yang mengantar Haura.

“Nih, hoodie lo. Udah gue cuci bersih.” Haura menyerahkan hoodie itu kepada Nathan. Pemuda itu mengambil hoodie tersebut, tercium bau vanilla dari hoodie itu.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang