4.

45 8 10
                                    

Mungkin ada perubahan (aku-kamu) jadi (gue-lo) jadi mohon dimaklumi yaa.

Happy reading..

Juan dan Artuhrito sedang bersiap-siap untuk ke sekolah baru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juan dan Artuhrito sedang bersiap-siap untuk ke sekolah baru mereka. Mereka berdua sudah bangun dari jam setengah lima pagi untuk membantu Dian membereskan rumah. Sedangkan Haura dan Satria mereka masih terlelap dalam lautan mimpi.

"Juan! Tante bisa minta tolong?" teriak Dian dari dapur, ia sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk anak dan ponakannya.

Juan yang baru saja masuk rumah setelah selesai memanaskan motornya langsung menjawab.

"Bantu apa tante?"

"Tolong bangunin Haura sama Satria boleh?"

Juan mengangguk, "boleh Tante."

Dengan segera ia menaiki tangga menuju kamar Satria dan Haura, dia menatap pintu kayu berwarna coklat dengan gantungan kehaluan milik Haura.

Juan tertawa kecil, bagaimana bisa anak kelas 11 halu seperti ini. Ia dengan pelan mengetuk pintu itu.

Dua kali ketukan darinya tidak mendapatkan respon apa-apa dari Haura. Begitupun lima kali ketukan. Ia menggaruk kepalanya bingung. Ia mencoba membuka pintu, dan ya tidak terkunci sama sekali.

'Masuk ga ya? Kalau masuk nanti dikira ga sopan, tapi kalau ga masuk nanti kak Haura telat. Aduh gimana ini!' batin Juan ragu.

"Masuk aja deh, permisi ya kak." Juan akhirnya memutuskan untuk memasuki kamar Haura, saat masuk tercium bau vanilla yang kental.

Juan agak kagum dengan kamar Haura, apalagi printilan-printilan yang tertempel di dinding kamar.

Juan kembali tersadar dengan kedatangannya disini, ia menatap tempat tidur, melihat seorang manusia yang sedang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut seperti ulat.

"Kak Haura, bangun kak," Juan menggoyangkan tubuh Haura pelan, tapi sama sekali tidak mendapat respon dari Haura.

Juan kembali lagi menggoyangkan tubuh Haura dengan sedikit kuat.

"Kak bangun, udah jam enam lewat kak."

Haura yang merasa terganggu dengan goyangan dan suara berat yang memasuki indera telinganya mengeluh pelan.

"Hum?" Ia keluar dari selimutnya sambil mengucek matanya.

"Gue masih mimpi ya? Kok ada cowok ganteng?" Haura menguap pelan, kemudian sedikit meregangkan badannya.

Juan terkekeh, ia tidak menyangka sepupunya yang bermuka judes akan berkata seperti itu.

Lain halnya dengan Haura, ia masih menatap wajah Juan lama. Bisa diliat Juan ini sedikit cantik seperti Nathan. Apalagi Haura adalah pecinta cowok berwajah cantik.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang