14.

21 4 0
                                    

Happy reading!

Pagi hari yang cerah kini menjadi pagi yang suram, Nathan mendengus tak suka saat melihat Sabrina sudah berada dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cerah kini menjadi pagi yang suram, Nathan mendengus tak suka saat melihat Sabrina sudah berada dalam kamarnya. Perempuan itu bahkan tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, malah main masuk seenaknya.

Dan lihat, Perempuan licik ini malah tersenyum manis, membuat suasana hati Nathan bertambah lebih buruk. Lelaki berwajah cantik itu ingin hari minggu ini bisa dia lewati dengan hati yang damai.

"Pagi Nath," sapa Sabrina.

"Lo ga punya sopan santun banget ya?" sinis Nathan.

Sabrina yang dikatai seperti itu mencoba tersenyum.
"Emang kenapa?"

Nathan berdecak, "Masih nanya?"

"Pertama! Lo Masuk ke kamar gue tanpa ngetuk dulu. Kedua, Lo gila? Masuk ke kamar sepupu laki laki lo cuman make handuk sedada?!" bentak Nathan, dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran perempuan dihadapannya ini.

Sabrina hanya tertawa. "Jangan bilang lo tergoda ya, Nath? Liat gue kaya gini?"

Nathan semakin yakin kalau Sabrina itu gila.

"Tergoda? Yang ada gue jijik sama lo," tekan Nathan, dia berjalan keluar kemudian berteriak.

"GALANG!"

Galang yang mendengar teriakkan sepupunya langsung keluar kamar dan menuju ke arah sepupunya.
Nathan yang melihat Galang mendekati dirinya kembali lagi berteriak.

"CEPAT LO TARIK KELUAR KAKAK LO YANG GILA INI, KELUAR DARI KAMAR GUE! SEBELUM GUE USIR DIA DARI RUMAH!" teriak Nathan, Galang menatap aneh ke arah Nathan. Apa yang sudah kakaknya perbuat sampai Nathan seperti ini.

Galang masuk ke kamar Nathan, matanya membelalak.
Terlihat kakaknya hanya memakai handuk di kamar sepupunya ini?

“LO NGAPAIN KAYA GITU KAK!” suara Galang naik tiga oktaf.

Dia menyeret Sabrina keluar dari kamar Nathan, sungguh dia tidak habis pikir dengan kakaknya ini. Sabrina terlalu terobsesi dengan Nathan.

Sabrina malah terlihat santai, dia menghempaskan tangan adiknya itu.

“Kenapa sih Lang?” tanyanya santai.

“Gue cuman mau bangunin Nathan, kok!” kekeuhnya

Galang kembali menarik Sabrina. “Gila lo kak, lo bener bener udah kehilangan akal sehat lo!”

Nathan hanya melirik sebentar kepergian adik kakak tersebut, lalu kembali memasuki kamarnya. Dia tidak perduli dengan apa yang akan dilakukan kedua sepupunya itu.

–––

Cafe Difa, tempat berkumpulnya anak-anak muda saat weekend. Haura, Loly, dan Kania juga sedang berada disini. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama sebelum dipusingkan dengan UAS.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang