15.

29 4 0
                                    

Selamat membaca!

Selamat membaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__

Mereka bertiga sampai didepan rumah Kania, rumah yang tak kalah megah dari rumah Loly dan Haura. Orang kaya mah beda.

Ohia, mereka datang kesini menggunakan taksi. Karena mereka bertiga belum diperbolehkan membawa mobil ataupun motor sendiri.

Kania mempersilahkan Haura dan Loly masuk, rumah dengan nuansa putih itu sangat indah, apalagi didepan terdapat taman yang asri.

Saat masuk mereka disambut dengan dua bola bulu yang lucu (kucing), kemudian disusul dengan Bunda Kania—Lena— yang baru saja muncul dari dapur.

“Halo tante,” ujar Loly dan Haura bersamaan.

Bunda Kania tersenyum, “Ga usah manggil tante, panggil bunda aja biar sama kaya Kania.”

“Akhirnya Kania bawa teman dari sekolah barunya, tante kira dia bakalan menyendiri lagi kaya disekolah lama.” lanjut Bunda Lena.

Kania menyenggol bundanya. “Ih jangan bahas itu atuh bun,” bisiknya.

Bunda Lena hanya tertawa.

“Yaudah, ayo kita makan bareng, bunda udah masak yang banyak saat tau Kania mau bawa temannya kesini.” mereka berempat berjalan ke arah ruang makan, terdapat anak SMP disana. Sepertinya saudara Kania.

Bunda Lena mempersilahkan mereka duduk, Haura duduk berhadapan dengan anak SMP itu, sedangkan Kania dan Loly duduk berhadapan dengan Kania di samping saudaranya dan Loly disebelah Haura.

Bunda Lena mengeluarkan masakannya, ia juga mengenalkan anak SMP tadi kepada Haura dan Loly.

“Eh, kenalin ini anak bungsu bunda, Joshua. Panggil aja Josh.” ujar Bunda Lena.

Joshua terlihat adem anyem dan tidak keberatan dengan kehadiran dua pendatang baru.
Tapi jujur walaupun masih SMP aura kegantengan Joshua sudah sangat terlihat.

Haura menyenggol Loly pelan. “Ganteng banget adek si Kania, rasanya pengen gue gebet.” bisiknya

Loly melebarkan matanya. “Pedo ya lo?!” bisik Loly.

“Engga ya! Kalo diliat dia kayanya udah kelas sembilan, jadi bentar lagi SMA. Masih bisa gue gebet dong!” bela Haura.

Kania memperhatikan mereka berdua yang saling berbisik-bisik.

“Ngapain kalian bisik bisik gitu, cepetan makan.” titah Kania. Mereka berdua akhirnya berhenti dari acara bisik bisikan tersebut dan mulai memakan makanan yang sudah di timba Kania tadi.

Acara makan mereka berlangsung dengan damai, tidak ada yang memulai percakapan. Hanya terdengar denting sendok dan piring yang beradu.

Selama acara makan Joshua terlihat memandangi Haura dan Loly seolah menilai kecantikan mereka berdua. Serasa sudah tahu yang mana lebih cantik, dia memandangi Haura secara terang-terangan. Bahkan tidak ada niat menyembunyikan bahwa dia sedang menatapi Haura dengan intens.

LiefdestaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang