PART DUA PULUH DELAPAN || kesepakatan

813 53 4
                                    

"Pak arsenn??"

Arya dan Dimas mengerutkan alis bingung.

Dimas langsung melihat ke arah Tasya, dan melirik ke arah Arsen, "kalian sudah saling kenal?" Tanya Dimas.

"Iyaa, Tasya itu murid Arsen" ucap Raditya sambil tersenyum melirik Tasya dan Arsen.

"Ohhh" Dimas mengangguk-ngangguk.

"Bagus kan kalau gitu, mereka tidak perlu kenalan lagi, langsung dinikahkan saja" ucap Radityap.

Arya dan Tasya langsung melihat ke arah Dimas kaget.

"Yah, nggak bisa gitu dong. Tasya kan masih SMA, masa udah mau nikah sih??" ucap Arya dengan nada sedikit marah.

Tasya mengangguk.

"Arya, justru bagus dong kalau Tasya nikah muda. Jadi ada yang ngejagain." balas Raditya

"Kan ada Arya yang ngejagain Tasya"

Siapa sih dia?? kayak nggak mau banget Tasya nikah sama gue! batin Arsen dedangn sedikit mengerutkan alisnya.

Raditya tertawa kecil sambil menggeleng-geleng "aryaa, aryaa, om tau kamu sayang banget sama Tasya. Tapi kamu harus bisa menerima kalau Tasya akan nikah, dan bukan milik kamu seutuhnya lagi"

"Tapi om-" ucapan Arya terhenti

Tasya menahan tangan Arya, dan menatap mata Arya "bangg"

Arya menarik menafasnya dalam, menyandarkan punggungnya di punggung sofa, dan menggenggam tangan Tasya erat sambil menciumnya.

Arsen yang melihat Arya mencium tangan Tasya langsung menatap Arya dengan tatapan marah.

"Hmm, gimana kalau sebaiknya Tasya dan Arsen mereka bertunangan dulu, nanti kalau sudah siap baru mereka menikah?" Tanya Dimas.

"Masalahnya, udah pengen punya cucu" Jawab Dimas disusul tawanya diikuti oleh Raditya

Tasya melototkan matanya kaget, dan melihat ke arah Arya.

"Terserah Tasya sama Arsen saja, maunya gimana. Langsung nikah atau tunangan dulu" ucap Raditya

"Permisi Pa, Om, Saya ingin bicara berdua dengan Tasya"

"Silahkan silahkan"

Arsen melihat ke arah Tasya, dan berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah luar.

Tasya berdiri dari duduknya, dan berjalan ke arah pintu keluar. Tasya melihat Arsen yang berada di bawah tangga, Tasya berjalan menuruni tangga dan berdiri hadapan Arsen.

"Pak, pasti bapak mau bilang bapak mau nolak perjodohan ini kan? Tasya tau pak. maafin Ayah Tasya ya pak. Ayah Tasya yang ngejodohin Tasya" ucap Tasya sambil menundukkan kepalanya

Arsen tersenyum, "nggak papa"

"Aku tau, kamu sebenarnya nggak mau kan dijodohin, tapi karena Ayah kamu, kamu mau nggak mau harus mau" lanjut Arsen

Tasya mengangguk

"Pak, kalo kita tunangan aja dulu boleh nggak?" Tanya Tasya

"Kenapa nggak langsung nikah? Kan kamu sudah kenal sama aku"

"Hmm.. Tasya masih belum siap nikah pak"

Arsen melangkah lebih mendekat ke Tasya, dan memeluk Tasya. "Udah nggak papa, kamu dijodohin sama aku, bukan sama yang lain."

Nyaman.

Tasya mengangguk, sambil membiarkan Arsen memeluknya.

"Tasya!!"

Perfect Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang