SELAMAT MEMBACA:)
~ Bell pulang pun bunyi
"Jerr, Seriusan nih Kita harus ketemu sama tuh guru killer?" Tanya Tasya malas.
"Kabur aja yuk?" Ajak Jeremy yang langsung mengambil tasnya dan akan berjalan keluar kelas.
"Eitttsss mau kemana Lo hah?" Michelle langsung menahan tangan Jeremy.
"Yaelah Chell apasih salah Gw ama Lu, hah?" Jeremy melepaskan tangan Michelle pelan.
"Banyak. Salah Lo banyak bangett." Michelle menatap Jeremy dengan tatapan sinis.
"Ngeselin Lo."
"Makanya kalo ada tugas tuh di kerjain Kadal." Ucap Adam sambil menjitak jidat Jeremy.
"Kebiasaan Lo." Jeremy hanya mengelus jidatnya yang sakit akibat jitakan dari Adam.
"Udah udah, kebisaan banget dah Kadal sama Belut berantem mulu." Vino tertawa kecil sambil melihat ke arah Jeremy dan Adam.
Tasya dan Michelle pun ikut tertawa kecil.
"Yaudah yuk Jer, makin lama Kita ke sana pasti makin lama juga Kita balik rumah." Ucap Tasya.
"Yaudah Yuk."
"Mau di tunggin apa gimana?" Tanya Vino.
"Hmm, Gak usah deh takut lama. Kalian duluan aja. Tasya nanti sama Gw aja." Jawab Jeremy.
"Beneran gak usah di tungguin?" Tanya Adam.
"Iya, Gw nanti biar balik sama Jeremy." Jawab Tasya.
"Oke dehh." Ucap Michelle mengacungkan jempolnya.
Merekapun berjalan keluar kelas.
"Semangat Sya, Jer ngadepin Pak Arsen si killer itu hahaha." Ucap Adam disusul tawanya.
"Rese Lo. Yuk Sya buruan, gak enak disini ada si rese." Jeremy langsung berjalan meninggalkan sahabat sahabatnyaz
"Dahh Syaa." Michelle melambaikan tangan ke Tasya dan dibalas lambaian tangan oleh Tasya.
Vino tersenyum ke arah Tasya dan Tasya pun membalasnya dengan senyuman.
Tasya dan Jeremy pun berjalan menuju ke ruangan Pak Arsen.
"Jer, ruangannya Pak Arsen sama gak ya sama ruangannya Pak Rudi?" Tanya Tasya.
"Kita cona aja dulu." Jawab Jeremy.
Akhirnya Mereka pun sampai di depan ruangan yang di atasnya tertulis
[Arsen Bagaskara]"Sya, Gw takut."
"Yaelah, udah buruan, cuman ketuk pintunya doang Kadal."
Tokk tokk tokk
Jeremy pun mengetuk pintu ruangan Pak Arsen.
"Masukk" Ucap Pak Arsen sedikit berteriak dari dalam ruangan.
Jeremy pun membuka pintu ruangan Pak Arsen dan mempersilahkan Tasya yang duluan masuk.
"Permisi Pak.." Kata Tasya dan Jeremy pelan secara bersamaan saat memasuki ruangan Pak Arsen.
Tasya dan Jeremy melihat ke arah Arsen.
Arsen melihat ke arah Tasya dan Jeremy dengan tatapan dingin.
"Kalian yang tadi gak ngumpulin tugas kan?" Tanya Arsen dingin.
"Bukannya gak ngumpulin Pak, tapi kelupaan di rumah, beneran dah Pak Saya udah bikin tuga...." Ucap Jeremy terpotong.
Tasya langsung mencubit tangan kiri jeremy.
"Iya Pak." Jawab Tasya pelan sambil tersenyum takut ke arab Arsen.
Arsen menarik nafasnya dalam, dan berdiri dari duduknya, sambil berjalan ke arah depan mejanya dan duduk di ujung meja sambil melipat tangannya di dada.
"Saya panggil Kalian kesini, untuk memperingati Kalian saja. Jangan lagi tidak mengumpulkan tugas. Ini kali pertama dan terakhir, Paham?" Ucap Arsen dengan nada datar dan wajah dingin.
"Paham Pak." Sahut Tasya dan Jeremy bersamaan.
"Jika sudah kedua kali, Saya tidak segan segan akan memberikan Kalian nilai O dalam mata pelajaran Saya." Lanjut Arsen.
"Baik Pak." Balas Tasya.
"Yasudah Kalian boleh pergi."
"Permisi Pak, Makasih." Tasya mendukkan kepalanya dan membuka pintu ruangan Arsen sambil menarik tangan Jeremy.
"Nggak tega mau hukum dia" Batin Arsen sambil tersenyum tipis.
Tasya kembali menutup pintu ruangan Arsen dan langsung berjalan menjauh dari ruangan Pak Arsen sambil menarik tangan Jeremy.
"JEREMYYY Lo apa apaan sih tadi, Lo diam aja gak usah banyak ngomong gile." Ucap sambil mencubit perut Jeremy.
"Adedededeee iyee iyee.." Jeremy menjinjit jinjit karena kesakitan.
"Awas Lo."
"Busett, Lo kalo Diem beneran jadi Cewek tapi Lo kalo bertingkah beneran jadi Laki." Kesal Jeremy sambil memegangi perutnya yang kesakitan akibat cubitan Tasya.
"Bodo."
"Gak Gw anter Lo ntar kalo masih galak." Ancam Jeremy.
"Biarin. Ntar juga Gw laporin Abang Gw." Balas Tasya gak mau kalah.
"Ampun deh Syaa. Yaudah yuk, kalo lama Gw tinggal.." Jeremy langsung berjalan meninggalkan Tasya.
"Rese Lo."
Tasya pun langsung menyamakan langkahnya dengan Jeremy.
Mereka pun sampai di parkiran.
Jeremy Menyalakan mesin mogenya dan naik ke atas mogenya.
"Nihh" Jeremy memberikan helm ke Tasya.
Tasya mengambil helm yang diberikan Jeremy.
"Hehe, maap Jer gak sengaja tadi." Ucap Tasya sambil nyengir kuda.
"Iyeee, buruan naik."
Tasya pun naik ke atas motor Jeremy dan memakai helm.
"Mau langsung pulang atau mau mampir dulu?" Tanya Jeremy.
"Hmm, langsung pulang aja deh." Jawab Tasya.
"Oke dehh." Ucap Jeremy sambil memakai helmnya.
Mereka pun langsung pergi meninggalkan parkiran.
Sekitar 20 menit perjalanan, Mereka pun sampai di depan rumah Tasya.
Tasya pun turun dari atas motor Jeremy.
"Makasin ya Jer." Ucap Tasya sambil memberikan Jeremy helm.
"Yoo." Balas Jeremy.
"Yaudah Gw langsung balik ya."
"Iyaa."
Jeremy tersenyum ke arah Tasya dan di balas senyuman oleh Tasya.
MAKASIH YANG SUDAH BACA, VOTE, DAN KOMEN:)
TERIMAKASIH:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Teacher
Novela JuvenilSahabat, Pacar, or GURU?? Bagaimana jika Guru killer di sekolah Kamu di jodohkan dengan Kamu?? Arsen Rakha Bagaskara. Pria tampan dan mapan berusia 26 tahun, berprofesi sebagai Ceo di perusahaan yang terkenal dan sukses. anak tunggal dari Raditya Ba...