Chapter 16

677 51 2
                                    

Jika kalian kira Baek sangat menyayangi Jay, ya itu benar. Namun Baek bahkan hampir tidak punya waktu untuk Jay. Setelah kepergian Suho, Baekhyun yang berprofesi sebagai dosen itu juga mengurus perusahaan papanya. Dia anak tunggal dan punya hak penuh terhadap perusahaan itu.

Maka dari itu Chanyeol lah yang harus mengalah dan memilih kerja dari rumah untuk menjaga Jay juga. Dan Baek hanya mengantar dan menjemput Jay dari sekolah, tidak banyak hal yang bisa dilakukan Baek untuk Jay karena dia sangat sibuk.

Malamnya pun Baek langsung tertidur karena lelah.

Jay yang diurus Chanyeol menjadi dingin akan sekitar seperti ayahnya. Didikan Chanyeol tidak sepenuhnya salah itu menurut Jay.

Tidak boleh berteman dengan siapapun adalah salah satu nya. Karena menurut Chanyeol berteman dengan seseorang hanya akan membuat mu terbebani.

Beberapa kali Jay tertangkap oleh ayahnya bermain dengan teman sebaya nya. Dan pada akhirnya dia dikunci didalam sebuah kamar yang lampunya dimatikan. Itulah awal mula Jay takut dengan kegelapan.

Baekhyun yang sangat jarang dirumah sangat terkejut ketika mendengar rintihan Jay dari kamar pojok tak berpenghuni itu.

"Jay, kenapa kamu disini sayang? Jangan menangis ya ayo ibu temani tidur"

Jay menceritakan segalanya pada Baekhyun. Baek tidak menyangka bagaimana Chanyeol mendidik anaknya seperti ini. Sangat jauh berbanding terbalik dengan Baek, karena Baek merupakan orang yang suka sekali berteman dengan siapapun.

"Jay mau punya teman tidak? Ibu punya teman yang anaknya sangat menggemaskan loh, namanya Taehyun dia seumuran sama kamu. Besok ibu suruh dia main kesini ya kan besok kamu libur"

Jay yang masih kelas 5 SD itu pun hanya mengangguk.

Besoknya Taehyun benar-benar memenuhi undangan Baek untuk main bersama Jay, ditemani ibunya tentu saja Kang Seulgi.

"Eh Seulgi halo, Halo juga Taehyun" Baek menyambut mereka dari pintu depan.

"Tante Baek, mana teman baru Taehyun? Katanya ada"

"Jay ayo sapa temanmu, berhenti bersembunyi di belakang ibu"

"Ohh ini, hai namaku Taehyun, nama kamu siapa?"

"Kalian disini dulu ya kami berdua ingin membuat cake didapur"

"Kamu kok diem aja, kamu bisu ya. Namamu itu siapa masa ya aku manggilnya Hei doang"

"Aku gk bisu dan namaku Jay" Balas Jay dingin, berani sekali anak ini mengatainya bisu.

"Ohh Jay ya, sekarang ayo kita berteman. Ayo salaman jangan diem aja"

"Hmm" Jay membalas jabatan tangan dari Taehyun.

Tidak butuh waktu lama untuk Taehyun menaklukkan Jay yang dingin, ayolah itu hal yang mudah bagi Tae yang punya banyak teman.

Saat Baek dan Seulgi selesai memanggang cake nya, mereka berdua kembali ke ruang tamu.

"Wahh cepat akrab ternyata mereka berdua"

"Iya dong oppa, anakku kan penakluk orang berhati dingin kkk~"

Seulgi sudah tau segalanya sejak tadi didapur. Jay memang berhak bersosialisasi diumur nya yang masih dini itu.

"Buu, lihatlah Taehyun merusak gambaranku"

"Ehh tidak tante, aku justru memperbaiki nya. Lihatlah jerapah mu sekarang punya leher yang panjang"

"Gk mau jerapahku lehernya itu pendek"

"Hapus aja kalau gitu"

"Ihh aku tuh capek-capek menggambar tau gak"

"Yodah sini aku gambarin lagi yang lehernya pendek"

Tae mengambil kertas baru dan mulai menggambar disana.

"Lah kok aku jadi gambar kuda ini"

"HAHAHAHA, Apasih kok jadi kuda. Bu coba liat dia malah gambar Kuda"

"Jay, jerapah itu harusnya berleher panjang bukan pendek. Jadinya gitu kalau pendek"

Baek tersenyum, ya meskipun dia tidak bisa selalu berada disisi Jay namun setidaknya dia bisa memberikan sedikit kebahagiaan untuk putra kesayangannya itu.

Chanyeol melihat semua itu dari atas tangga, tanganya mengepal.

"Aku tidak akan membiarkan Jay mempunyai teman dan akan dikhianati nantinya" Guman Chanyeol dan dia pun kembali ke kamarnya.

"Permisi, Chan hyung nya ada?"

"Ohh Seokmin, ada dia masih tidur sepertinya diatas. Naiklah"

"Hyung aku kesini bawa Heeseung, aku titip dia dulu ya. Ohh ada Seulgi Noona juga disini"

"Baguslah kemari Heeseung main sama Jay sama Tae" Ajak Baek pada anak kecil disebelah Seokmin.

"Haloo semuanya, kalian ketambahan 1 personil lagi. Dia Heeseung anak paman Seok. Jangan bertengkar ya"

"Haloo Heeseung, ayo menggambar bersama kami. Ini kertas dan pensilnya" Taehyun menyambut kedatangan Heeseung dengan ramah.

"Iya terima kasih"

Mendengar suara Heeseung kenapa Jay jadi tertarik padanya? Dia mendongak untuk melihat Heeseung dan wahh kenapa anak dihadapannya sangat manis. Tae juga imut si, tapi Heeseung lebih menarik.

"H-hai namaku Jay"

"Oh aku Heeseung" Jawab Heeseung dengan tersenyum.

Ohh astaga Jay tidak berhenti menatap Heeseung sejak saat itu.

"Jay, kamu suka ya sama Heeseung. Tadi aja sama aku kyk orang bisu"

Jay mengangguk, yang membuat 2 anak-anak dan 2 ibu-ibu itu menoleh padanya.

"Heeseung manis banget, jadi teman aku ya Seung" Jay berucap dengan memberikan crayon padanya.

"Ini hadiah dari aku, untuk kamu Seung"

Tae? Ayolah dia iri, kenapa Jay sangat berbeda perlakuannya.

"Heeseung ayo pulang, ayah sudah selesai"

"Ohh aku harus pulang sekarang, aku tidak punya apapun. Ohh ini saja" Heeseung memberikan Jay sebuah gelang dari tangannya, dia punya 3 gelang karena ibunya suka sekali membuat gelang.

"Dan ini untuk Taehyun"

"Wahh aku juga dapat, makasih Heeseung" Taehyun memeluk Heeseung karena terlalu bahagia, ternyata dia dianggap.

"Sudah ihh Heeseung itu punyaku jangan pegang-pegang" Jay menggantikan posisi Tae yang memeluk Heeseung.

"Aihh bucin sejak dini, nikahkan saja mereka kalau sudah besar oppa"

"Astaga Jay, membuat ibumu malu saja"

"Kenapa juga Heeseung mau-mau saja. Kalau benar dijodohkan saja bagaimana hyung? Hahaha"

"Tunggu saja Seok, jika mereka cocok ya gass aja. Jadi besan kita, bebaslah aku ketemu sama Jisoo nanti"

"Hee ayo pulang, ayah tinggal bagaimana?"

"Eh iya, Jay lepaskan ya aku pulang dulu"

"Baiklah" Jay melepaskan pelukannya dengan malas.

Tbc

Thanks |Jayseung|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang