Chapter 13

697 49 1
                                    

Merasa tenggorokannya kering, Jay pun bangun. Sebelum dia akan ke dapur, dia melihat wajah Heeseung yang tidur dengan sangat lelap.

"Untung saja aku tidak jadi melakukannya, jika iya aku tak akan bisa melihatmu lagi hyung" lirih Jay sambil mengelus pipi Heeseung.

Karena terusik Heeseung pun terbangun.

"J-Jay"

Tanpa sepatah kata pun Heeseung menghamburkan badannya pada Jay untuk memeluknya. Untung saja Jay tidak terjengkang kebelakang.

"Hyung lepaskan, aku haus"

"Tidak mau nanti kamu pergi lagi" Heeseung mengeratkan pelukannya.

"Tidak, aku hanya ingin minum ke dapur" Jay tersenyum kecil melihat tingkah Heeseung.

"Ikut, gendong aku cepat"

"Tapi kakiku masih sakit hyung" Hampir saja Heeseung melupakan itu, Eh sudah lupa.

"Oh iya baiklah aku akan membantumu"

"Gendong aku hyung" Saatnya menggoda Heeseung.

"Aku tidak kuat Jay, mungkin lebih tinggi aku. Tapi" Heeseung berdiri sambil menautkan kedua ujung telunjuknya.

"Aku bercanda" Jay mulai berdiri dan akan berjalan.

"Sudah kubilang kan kubantu" Heeseung mengalungkan tangan Jay pada lehernya, sambil cemberut, bibirnya maju beberapa cm.

"Hyung jangan seperti itu, mau ku terkam disini?"

"Terkam saja" Seung kamu ini kok nantang :)

"Baiklah tunggu kakiku baikan"

Mereka berjalan menuju dapur. Di dapur ada Jisoo yang sedang memasak makan malam, lah jadi ini sudah malam?

"Ohh sudah bangun kalian, duduk saja dulu"

"Bu, Jay haus"

"Ini" Jisoo memberikan Jay air putih dingin.

Jay langsung menghabiskan semuanya.

"Sudah malam tidak usah mandi" Peringat Jisoo tanpa mengalihkan pandangannya pada masakannya.

"Ayah dimana Bu?"

"Ohh Ayahmu menjemput seseorang"

"Teman ayah?"

"Iya sekaligus teman Ibu"

Hening selama beberapa menit, tak lama Seokmin pun datang.

"Sayang~" Seokmin memeluk Jisoo dari belakang.

"Masak apa hmm"

"Yakk lepaskan" Jisoo memukul tangan Seokmin dengan spatula.

"Duh sakit" Seokmin pun bergabung di meja makan bersama Jay dan Heeseung.

"YAKK SEOKMIN BANTU AKU INI BERAT" Ucap Baekhyun di depan pintu depan.

"Aku hampir lupa, aku kesini dengan Toa. Ya sebentar" Seokmin membantu Baekhyun membawa kopernya.

Jay merasa aneh, Ibunya kemari? Itu suara Ibunya kan? Baru saja Jay akan meninggalkan dapur, namun Jisoo menahannya.

"Hadapi kenyataan, baru kamu putuskan akan melalukan apa"

Jay hanya mengangguk.

Seokmin membawa koper Baekhyun ke ruang tamu.

"Ayo kedapur, Jisoo sedang memasak"

"Eyy Seokmin kita datang disaat yang tepat"

"Kesanalah dulu hyung, aku akan mandi"

Setibanya di dapur, Baekhyun terkejut dengan Jay yang memejamkan matanya dipundak Heeseung. Sementara Heeseung sendiri tidur menyandar pada kepala Jay.

"Jisoo, sini kubantu" Baekhyun mencoba mengalihkan perhatiannya.

"Baiklah aduk ini sebentar lagi matang, aku akan menyajikan yang lain"

"Eh mereka tidur lagi? Benar-benar, padahal sudah tidur 4 jam"

"Sepertinya mereka tidak perlu dijodohkan, sudah jodoh sendiri dari sananya xixixi" Baekhyun tertawa seram.

"Hyung, jangan buat aku takut dengan tertawamu"

Setelah semuanya siap, Seokmin pun juga sudah dimeja makan.

"Jay, Seung ayo bangun makan dulu baru tidur lagi" Jisoo mengguncang tubuh keduanya.

"Loh Pak Baekhyun" Heeseung terkejut melihat Dosen termenyebalkan duduk dihadapannya. Berbeda dengan Jay yang hanya menatap Ibunya datar.

"Ayo makan dulu, lalu aku akan menjelaskan semua yang terjadi" Baekhyun berkata seperti itu tanpa ada beban.

20 menit mereka makan dengan hening hanya suara peralatan makan yang terdengar.

"Kalian bicara di ruang tamu saja, nanti aku akan menyusul setelah mencuci semua ini" Jisoo beranjak dari meja makan diikuti mereka semua.

"Hmm dimulai dari mana dulu ya Seok?" Dengan pose berfikir Baek pun membuka suaranya sesaat setelah sampai di ruang tamu.

"Dari awal saja hyung, awal mula kau menikah dengan Chan hyung"

"Huft, Baiklah"

Flasback on

"Baek, kau akan aku jodohkan dengan rekan kerja papa. Tenang saja dia orang yang baik kok, namanya Park Chanyeol. Tidak ada penolakan ok"

"Baiklah, jika dia baik tidak apa kok" Baekhyun menjawab Suho sang papa dengan patuh, bagaimanapun dia sangat sayang pada papanya menolak pun rasanya akan berat bagi Baek.

"Kalian akan bertemu hari ini, nanti malam setelah pulang dari kantor akan papa jemput ya"

"Ok Pa, mampir dulu ke Mama ya"

"Iya, papa pergi ya. Baik-baik dirumah"

"Ok"

Setelah kepergian Suho, Baek pergi ke kamarnya.

"Menikah ya, rekan kerja papa? Lahh dia tua dong. Ihh masa sih papa nikahin aku sama Ahjussi² perut buncit. Gak gak, papa sayang aku kok"

Skip malam hari

"Baek, ayo kita pergi" Ajak Suho sambil membuka pintu kamar Baek.

"Iyaaaa~"

Di dalam mobil

"Jadi mampir ke mama?"

"Harus dong ini hari penting, jadi harus ijin mama"

"Baiklah"

Sesampainya disana Baek langsung saja mencari nisan bertuliskan nama mamanya.

"Mama, Baek gk lama lagi menikah lohh. Semoga papa milihnya bener ya gk sama ahjussi² tua" Suho dimana? Dia tidak ikut karena dilarang sama Baek. Bisa-bisa papanya itu akan menangis sampai lupa akan kemana.

"Sudah?" Tanya Suho saat Baek memasuki mobil.

"Sudah, sekarang Baek gk punya beban hehe. Yukk berangkat"



Tbc

Thanks |Jayseung|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang