"Ibu ini tidak seru"
"Tidak seru?! Tunggu kamu lulus SMA dulu baru melamar Heeseung, dasar bocah"
Jadi Jay ini ingin menuruti permintaan Heeseung, tetapi dirinya gak dibolehin sama Ibunya. Dia udah merengek ini tapi masih aja gak dikabulkan.
"Ibuuuuuuu"
"Kamu gak malu apa dilihat Heeseung pas merengek gitu? Astaga"
Heeseung terkekeh kecil melihat Jay yang bertengkar dengan Ibunya. Ia menepuk pelan pundak yang lebih muda agar menghadap padanya.
"Tidak harus sekarang Jay, benar kata Ibumu. Kamu masih kecil-"
"Aku kecil?"
"Tidak, maksudku kamu masih sekolah dan aku juga tidak terburu-buru untuk itu"
Jay termenung sesaat kemudian meninggalkan Ibunya dan Heeseung, ia berjalan pelan kearah kamarnya. Iya mereka udah ada dirumah Chanyeol sekarang dan gak jadi kencan karena pas pulang ketemu Baekhyun, jadinya sekalian deh pulang dulu.
"Biarkan saja dia, sifatnya memang masih kekanakan. Ingin membantuku memasak makan siang Hee?" Heeseung mengangguk dan mengikuti langkah Baek kearah dapur untuk memasak.
Selama makan siang pun Jay hanya terdiam, biasanya dia akan minta disuapi oleh Heeseung dan kali ini makan dengan mandiri.
Setelah makan, Jay pergi begitu saja kembali ke kamarnya. Heeseung memutuskan untuk mengerjakan tugasnya saja terlebih dahulu setelah itu membujuk kekasih bocahnya.
"Ada apa dengan Jay? Apa dia masih marah padaku?" Tanya Chanyeol pada sang istri yang duduk disebelahnya.
"Jay ingin melamar Heeseung, aku dan dia sudah menjelaskan jika anakmu itu masih bocah. Ya setidaknya nunggu lulus saja kan bisa sih Chan? Dia sangat terburu-buru seperti Ayahnya"
"Lebih baik seperti itu, daripada pacaran terlalu lama kan hubungannya tidak jelas. Langkah yang baik, aku yang akan bicara pada Jay agar mengerti"
Setelah mendapatkan persetujuan dari Baekhyun, Chanyeol beranjak dan menemui Jay yang ternyata sedang membaca buku di kamarnya.
"Kata Ibumu kamu ingin melamar Heeseung, benarkah?" Chanyeol mendudukkan dirinya di tepi kasur menghadap anaknya.
"Iya, aku harus belajar untuk mendapatkan nilai yang baik sekarang. Bilang pada Ibu dan Heeseung Hyung jika aku tidak marah pada mereka, aku hanya ingin fokus saja untuk lulus dulu"
Chanyeol mengangguk, hanya butuh waktu 5 bulan lagi sih sebelum ujian akhir. Ia meninggalkan kamar putranya kemudian kembali pada Baekhyun.
"Aku kira dia akan merengek juga padamu" Ucap Baek dikala Chanyeol telah memberitahukannya perihal anaknya.
Baekhyun tertawa setelah itu ia pergi menemui Heeseung yang kamarnya bersebelahan dengan kamar Jay.
"Heeseung, kamu akan aman selama 5 bulan karena Jay akan fokus pada pendidikannya" Heeseung masih tidak mengerti apa yang dimaksud Baekhyun, dan akhirnya dijelaskan lebih rinci olehnya.
"Ohh begitu kah? Baguslah, aku kira Jay akan marah. Ternyata dia-"
"Dia berusaha keras agar lulus dengan nilai baik kemudian melamar mu Heeseung, kamu juga nikmati saja waktumu sendirian. Kamu pasti juga banyak tugas kuliah kan?" Heeseung mengangguk, apakah bisa dia bertahan hidup tanpa Jay? Ya karena sudah lumayan lama dirinya hidup dengan ditempeli oleh Jay.
Baekhyun meninggalkan kamar Heeseung karena sang pemilik mengerjakan tugasnya.
•••••••••
Pisah? Omong kosong, sebisa mungkin setiap malamnya Jay pergi mengendap-endap ke kamar Heeseung untuk tidur bersamanya kemudian bangun lebih awal untuk kembali ke kamarnya.
Padahal ortunya juga gak ngekang apa gimana tapi Jay nya gitu sendiri, tapi dibiarkan juga sama Heeseung karena dia juga butuh Jay.
Selama 5 bulan kurang lebih seperti itu, Heeseung juga disibukkan dengan tugas kuliahnya jadi ya agak masalah saat Jay gak menempel pada dirinya.
"IBU, AYAH, HEESEUNG HYUNG" Jay berlari begitu saja menuju ruang keluarga. Disana ada ayah dan ibunya yang sedang quality time sementara Heeseung yang terpanggil juga keluar dari kamarnya.
"Ada apa jagoan?" Tanya sang ayah, ia melepaskan pelukannya pada Baek dan berdiri menghampiri Jay yang berdiri di tengah-tengah ruangan ini.
Heeseung yang barusan sampai mendudukkan dirinya disamping Baekhyun yang duduk di sofa panjang yang ada disana.
"AKU LULUS DENGAN NILAI YANG BAIK LOH" Jay membuka laporan yang berada ditangannya dan memberikannya pada Chanyeol.
"Aku bisa melamar Heeseung Hyung besok" Jay melompat kegirangan dan itu terlihat sangat menggemaskan di mata Heeseung. Ia hanya terkekeh melihat Jay yang sangat excited.
"Baiklah, kalian bisa ke Paris besok. Selamat ya Jay" Chanyeol yang berucap semudah itu, setidaknya dia hanya bisa memberikan ini karena telah banyak menyakiti Jay saat dulu.
•••••
"Bangunlah Jay, kenapa kamu rebahan di rumput?" Jay terkekeh kecil, yups mereka sudah sampai di Paris sekarang bahkan sudah di depan menara Eiffel.
"Ingat tidak saat Hyung pertama kali bertemu denganku? Aku juga rebahan seperti ini"
Heeseung jadi mengingat kembali saat dirinya menemukan seseorang yang terbaring di dekat tempat sampah.
Jay terduduk, ia mengisyaratkan Heeseung untuk duduk disampingnya. Ia mengeluarkan kotak beludru berwarna biru dari sakunya.
"Heeseung Hyung" Jay menggenggam tangan kiri Heeseung dengan tangan kanannya. Heeseung menoleh kearah Jay yang tersenyum lebar padanya, astaga dirinya harus persiapan sekarang.
"Terima kasih untuk semuanya, bertemu denganmu adalah tahap awal selesainya masalahku. Setelah bertemu denganmu, Tuhan menuntun ku untuk bertemu Ibuku yang ternyata masih hidup, bahkan keluarga ku kembali utuh juga Hyung..."
"...Sepertinya kamu memang takdir yang akan menyelamatkan aku Hyung, kamu memang takdirku Hyung"
Jay mengambil nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Aku mencintaimu Heeseung Hyung, terima lamaran ku"
Heeseung sedikit terkejut, tidak ada tanda tanya bahkan di kalimat Jay. Jadi dia dipaksa begitu?
"Tentu saja Jay, Hyung juga sangat mencintaimu" Jay memakaikan cincin pada jari manis Heeseung, untung saja pas ya jika tidak akan jadi masalah besar.
Jay meletakkan kembali kotak beludru kemudian meraih dagu Heeseung dengan jari telunjuknya. "Can I?" Sebenarnya Heeseung takut, tapi sepertinya tidak ada alasan lagi untuk menolak Jay kali ini. Ia mengangguk malu kemudian menutup matanya.
Jay mengecup bibir Heeseung berkali-kali, berawal dari kecupan ringan yang lambat laun menjadi lumatan. Jay menggigit bibir bawah yang lebih tua agar memberikannya akses lebih padanya.
Heeseung sendiri menikmati ciuman intens ini dengan mengalungkan lengannya pada leher Jay sesekali meremas rambut yang lebih muda sebagai penyalur rasa nikmat.
"Thanks Hyung" Jay mengakhiri ciuman tadi kemudian menyatukan kedua kening mereka. Mereka sama-sama menarik nafas dengan rakus akibat ciuman tadi.
Menara Eiffel sebagai saksinya, rasa terimakasihnya pada Heeseung melebihi apapun yang berada di dunia ini.
.
.
.
.
End
Officially end huhu, terima kasih yang udah ngikutin, baca, votes, dan komen. Sorry karena butuh waktu lama untuk menamatkan.
See you guys~

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks |Jayseung|
Fanfic"Apakah dia ditakdirkan untukku?"- Jay BxB non baku Jay x Heeseung