Terima kasih ya guys yang udah respon kemarin, aku harus baca ulang dulu biar feel nya dapat. Mungkin dalam beberapa chap lagi akan end hehe karena aku udah ada gambaran endingnya. Dan aku juga udah nyiapin book baru dengan JaySeung tentunya hehe.
Thx guys❤️
Enjoy~
••••••••••
"Jangan gila Hyung" Seokmin menarik kasar tangan Baek yang akan memasuki salah satu rumah yang cocok dengan alamat yang ada padanya. Alamat lokasi nomor handphone yang menelpon Claire sebelum ia tewas tentu aja.
"Apasih Seok? Aku kepo siapa orang yang membantuku"
"Bagaimana jika Hyung kenapa-napa?"
"Aku tidak akan kenapa-napa, percayalah padaku. Lagipula dia itu musuhnya musuhku jadi otomatis dia adalah temanku"
Seokmin menghela nafasnya kasar. "Musuhnya musuhmu itu bukan temanmu Hyung, itu sama saja menambah musuh"
"Ekheemmm permisi" Yang punya rumah keluar karena mendengar keributan di depan pagarnya.
"Ohh maafkan kami, sepertinya kami salah rumah" Seokmin tersenyum manis sembari menarik Baekhyun untuk pergi dari sana.
"Kalian tidak ingin tau siapa yang meracuni wanita itu?" Keduanya terhenti kemudian kembali menoleh pada sang pemilik rumah.
Sudah Baekhyun duga jika Claire itu diracuni dan bukan sukarela meninggal, ya gimana enggak, mau aja perang lah kok udah tiada dirinya.
"Tidak" Seokmin tersenyum sekali lagi dan menarik Baekhyun menjauh, tapi yang ditarik memberontak kemudian ia berbalik untuk menghadap sang pemilik rumah.
"Aku ingin mengetahuinya" Yang punya rumah mengangguk kemudian membukakan pagar rumahnya pada Baekhyun.
Mau tak mau Seokmin juga harus masuk untuk menjaga Baekhyun, meskipun dia udah takut bakalan kenapa-napa. Ini rumah pembunuh woii.
"Siapa namamu?" Tanya Baekhyun ketika mereka bertiga telah duduk pada bangku taman yang berada di halaman rumah.
"Kyungsoo, teman dari suami mu yang bodoh itu"
Baekhyun tertawa mendengarnya, memang suaminya itu bodoh karena terperdaya perempuan itu.
"Aku tegaskan lagi Baek, bukan aku yang membunuhnya. Dia benar-benar bunuh diri, wanita itu yang minum sendiri obatnya serta menulis surat bunuh dirinya. Aku hanya menatapnya saja melakukan hal itu"
"Benarkah?" Tanya Seokmin menyelidik, tapi memang benar sih penampilannya tidak seperti seorang pembunuh.
"Claire, dia juga menggoda suamiku saat sudah menikah dengan suamimu. Ya tentu saja aku menggunakannya juga untuk menjebaknya. Saat bersama dengan Jongin suamiku, dia menceritakan segalanya termasuk rencana untuk membunuhmu..."
"...Aku merekam segalanya saat dirinya mengakui semua dosa-dosanya, dia bahkan dengan sengaja memalsukan data perusahaan Chanyeol juga. Wanita gila"
"Dan kamu menemuinya tempo hari untuk memojokkan dirinya?" Tambah Baekhyun, Kyungsoo hanya mengangguk mengiyakan.
"Setidaknya dia harus merasakan sel penjara, tapi dia lebih memilih kematian. Aku memaksanya untuk menulis surat bunuh diri itu karena aku tidak mau terjebak karena memojokkan dirinya..."
"...Dia menangis karena malu jika seluruh perbuatannya terungkap dan memilih mengakhiri hidupnya. Syukurlah bagiku, aku kasihan pada suamiku yang tertekan karena harus menerima sentuhan Claire. Belum tentu juga dia berubah nantinya"
"Begitu rupanya, terimakasih? Terima kasih Kyungsoo, kamu mengembalikan suamiku yang dulu"
Baekhyun memeluk Kyungsoo erat, ini sih beneran musuhnya musuhmu adalah temanmu.
••••••••••
"Hyung, tidak ingin pergi berkencan? Kemana gitu?" Heeseung sedikit berpikir, daripada dirumah juga tidak melakukan apapun sih. Ia mengangguk kemudian berdiri dari duduknya untuk berganti baju.
"YES" Jay berteriak senang, ia mengikuti langkah Heeseung ke kamar untuk berganti baju.
"Loh, kamu keluar dulu Hyung mau ganti baju"
"Aku juga mau ganti baju makanya ikut Hyung"
"Baiklah ganti baju duluan sana" Heeseung berjalan mendekati pintu kamarnya, ia memutar kenop pintu kemudian membukanya.
"Hyung" Jay menahan pintu dengan kanannya. Heeseung berbalik menatap Jay yang mengungkungnya. Perasaannya tidak enak.
"Pernahkah Hyung mendengar bahwa Hyung itu sangat indah..."
"...Aku sangat mencintaimu Hyung" Jay memberikan kecupan ringan pada pipi yang lebih tua. Ia kemudian terkekeh karena Heeseung hanya terdiam serta ada semburat merah samar-samar pada pipinya.
"Ayo ganti baju bersama saja" Perkataan Jay seperti mantra bagi Heeseung, ia mengangguk kemudian mengikuti kemauan yang lebih muda.
"Umm, bagaimana jika kita memakai hoodie couple yang kita beli waktu itu?" Saran Jay yang bahkan sudah melepas atasannya.
"Sepertinya aku sudah memasukkannya ke koper, bagaimana jika memakai sesuatu yang lain? Disini ada banyak kaos" Heeseung memang sengaja tidak membawa terlalu banyak kaosnya, dia meninggalkan beberapa potong disini.
"Pakai ini saja, cepatlah sebelum Ibumu menjemput kita" Heeseung melemparkan kaos pada Jay sementara dirinya mencari kaos untuknya. Sebenarnya dia malu karena melihat Jay yang topples seperti itu.
"Baiklah, nanti biarkan saja Ibu mengambil koper kita dan kita akan pulang kesana setelah berkencan"
Heeseung hanya mengangguk mengiyakan. Ia ingin mengganti bajunya tapi punggungnya terasa seperti akan terbakar karena Jay menatapnya intens.
"Bisakah kamu berbalik Jay? Jangan menatapku begitu" Jay terkekeh, Heeseung masih saja malu? Padahal mereka lumayan sering melihat tubuh satu sama lain. Ia menurut dan membalikkan badannya ketika Heeseung bersiap.
"Sudahh" Heeseung menepuk pundak Jay agar dirinya bisa berbalik.
"Ayo berkencan" Ajak Jay bersemangat sambil menggandeng tangan Heeseung untuk berjalan. Dasar bocah.
"Kita akan kemana memang? Naik bianglala lagi?" Heeseung terkekeh karena mengingat Jay yang ketakutan saat naik bianglala.
"TIDAK MAUU, AKU BENCI NAIK ITU LAGI. AYO KITA NAIK KAPAL SAJA BERLAYAR DAN AKU MELAMAR HYUNG DISANA JUGA. EHH?"
"Kamu keceplosan?" Heeseung terkekeh lagi karena Jay sontak menutup bibirnya dengan kedua tangannya.
"Menurut Hyung? Ingin dilamar dimana?"
"Di depan menara Eiffel? Sepertinya sangat romantis"
"Baiklah ayo kembali ke rumah mengambil paspor untuk terbang kesana"
"Sungguhan?"
"Tidak Hyung, aku hanya bercanda. TENTU SAJA AKU SERIUS"
Jay menarik Heeseung kembali ke rumah, padahal mereka ini sudah berjalan agak jauh.
'Apakah dia benar-benar menuruti kemauan ku?' Inner Heeseung yang terus mengikuti langkah terburu-buru Jay.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks |Jayseung|
Fanfiction"Apakah dia ditakdirkan untukku?"- Jay BxB non baku Jay x Heeseung