Sudah lima hari sejak kepergian Yang Mulia untuk mencari batu jiwa. Namun sampai sekarang belum ada kabar baik yang terdengar. Yang Mulia bahkan belum kembali. Kudengar dia pergi ke kerajaan Magixion. Kata Regis, itu adalah tempat tinggal ibunya. Sepertinya kerajaan ini tidak punya batu jiwa, oleh karena itu Yang Mulia sampai pergi jauh ke sana. Dan lagipula, Magixion adalah negeri para penyihir. Sudah pasti di sana ada batu jiwa.
Kerajaan Yervant dan Magixion memang memiliki hubungan yang baik. Itu tentu karena pernikahan Putri Elen dengan Raja Tatius dulu. Meski sekarang Putri Elen yang mana adalah ibu Regis sudah meninggal, hubungan antar kerajaan masih terbilang stabil. Setidaknya itulah yang kuperkirakan karena sampai hari ini tidak terjadi perang diantara mereka. Mau bagaimana pun, pihak dari kerajaan Magixion adalah keluarga Regis. Raja Relion Royaley yang merupakan Raja kerajaan Magixion adalah kakeknya.
"Sudah lima wilayah yang menyerah tanpa perlawanan setelah kami mengutus pembawa pesan untuk mendeklarasikan perang. Tapi itu hanya daerah kecil."
Sekarang aku sedang ikut rapat kerajaan bersama dengan Regis tentunya. Dan agenda kali ini adalah 'Penaklukan Wilayah Selatan Secara Keseluruhan'. Kerajaan ini benar-benar gila kekuasaan. Baru saja selesai dengan Timur, selatan sudah akan dijajah lagi.
"Sisanya mungkin akan memilih berperang. Kami akan mengutus Jendral Asher untuk menyelesaikan perebutan wilayah di Selatan."
"Kita pasti akan menguasainya. Jika lawan menyerah, segera lakukan gencatan senjata. Kali ini tidak perlu membawa wanita ke istana setelah perang usai."
"Tapi Pangeran—"
"Ini sudah diputuskan. Bawa mereka yang ingin ikut dengan kita. Mungkin mereka hidup kesulitan atau suaminya mati dalam perang. Jadikan mereka pelayan istana dan katakan kalau hidup mereka akan terjamin. Jika mereka tidak mau ikut, tidak perlu dipaksa."
Dia terlihat sangat tegas. Aku tidak tahan untuk tidak memujinya. Priaku yang sangat luar biasa berwibawa, berkharisma dan pemimpin yang bijaksana.
"Kami rasa sebaiknya kami membicarakan hal ini dengan Yang Mulia Raja lebih dulu."
"Aku yang akan bicara dengan Yang Mulia. Kalian sampaikan saja pesan ini pada para prajurit yang akan pergi berperang."
"Baik, Pangeran."
Selanjutnya mereka membahas soal strategi perang mereka, persenjataan yang akan dibawa dan kebutuhan perang lainnya. Ini akan memakan waktu lama dan aku sudah mulai bosan. Di atas meja besar ini digelar peta wilayah. Ada patung-patung jendral dan prajurit berdiri di atasnya. Sesekali mereka menggeser atau memindahkan patung-patung itu.
Hoaaam... Aku sudah tidak tahan. Aku mengantuk.
***
Ah, siapa manusia kurangajar yang berani menyentuhku?
"Snow, apa aku membangunkanmu?"
Ternyata Pangeran. Apa rapatnya sudah selesai? Hm, sepertinya iya. Tidak ada orang lagi di sini selain Pangeran. Dia menggendongku dan membawaku keluar dari ruangan rapat ini.
"Aku akan membawamu ke kamar kalau kau ingin tidur."
Aku menggeleng.
"Kau tidak mau? Baiklah, kau akan ikut aku."
Lalu kemana kita akan pergi? Sepertinya Pangeran sangat sibuk hari ini.
Setelah berjalan cukup lama, keluar dari istana dan menuju taman, sekarang aku tahu kemana kami akan pergi.
Entah angin apa yang membuat Pangeran Regis mendatangi jamuan teh hari ini. Ya, aku lihat di sana ada meja panjang dengan banyak camilan dan tentunya teko-teko teh. Para keluarga kerajaan juga sudah tampil. Ada adik laki-laki Regis dan adik perempuannya. Mereka berdua adalah adik kandungnya. Sementara tiga sisanya adalah anak-anak Ratu yang sekarang. Ratu Ershia. Wanita antagonis itu juga ada di sana, dan tatapnya kini tertuju pada kami. Dia tersenyum seakan menyambut dengan senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/274781422-288-k482776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]
Fantasy[SELESAI] MASIH LENGKAP Romance - Fantasy! *** Pada suatu malam, Snow menemukan sebuah buku. Sampul buku tersebut sungguh aneh, hanya bertuliskan judul "The Book of Fantasy" tanpa ada nama penulis atau informasi lainnya. Jadi dia memutuskan untuk me...