THE BOOK OF FANTASY 2:
CHUBBY & DRAGON————
"Lihat, ayah membawakanmu buku."
Sambil mengunyah keripik kentang yang baru masuk ke mulutku, aku mendongak melihat ayahku yang baru saja pulang bekerja. Dia terlihat semangat saat memberikan buku ini padaku.
"Buku apa ini?" tanyaku sambil mengambilnya.
"Buku fantasy."
"Ya, sangat terlihat jelas dari judulnya," sarkasku lalu terkekeh pelan.
"Lalu untuk apa kau bertanya?! Dasar."
"Tapi maksudku, buku ini menceritakan tentang apa?"
"Tidak ada tulisan apapun selain judul di sampulnya. Aku membawanya karena kau suka membaca."
"Ayah harus membelikanku buku baru. Pasti ini ayah dapat dari memungutnya lagi."
"Hey, tapi ini masih sangat bagus. Lihat sampulnya sangat keren."
"Ya ya ya, ini pasti buku mahal."
"Hm, belajarlah menghargai sesuatu meski kau mendapatkan itu dari memungutnya."
"Aku tahu, Ayah. Terima kasih."
Dia mengusap puncak kepalaku dengan senyum hangat di bibirnya. "Kau sudah makan?"
"Sudah. Aku membuat Burrito."
"Hm, terdengar lezat. Kau menyisakannya untukku?"
"Aku membuat dua. Ayah bisa memakannya. Aku akan pergi ke kamar dan membaca buku ini. Kelihatannya seru," ujarku setelah mengintip halaman pertamanya.
Aku mematikan televisi dan bangkit dari sofa. Namun ayahku yang sedang di pantrie langsung protes.
"Kenapa kau mematikan TV? Apa aku makhluk tidak terlihat di sini?"
"Hehehe, sudah kebiasaan." Aku pun menyalakannya lagi.
"Jangan tidur terlalu malam. Besok kau sekolah."
"Ay yay, kapten."
Aku masuk ke dalam kamarku, meletakkan buku ini di atas tempat tidur. Lalu keluar kembali dari dalam kamar sambil membawa gelas berisi air yang tinggal sedikit.
Kulihat ayahku sedang sibuk makan sambil menonton acara sepak bola. Huh, dia terlihat sudah tua. Ada keriput di sudut matanya. Aku menepuk-nepuk punggungnya sambil berlalu. "Ayah juga jangan tidur terlalu larut. Kau sudah tua, tidak baik untuk kesehatanmu."
"Anakku memang sangat baik. Memberiku perhatian sambil menyindir. Kau akan dapat piala Oscar."
"Hahaha, apa hubungannya dengan itu?"
"Sudah lah sana. Aku sedang melihat Ronaldo."
"Dia sangat tampan, yah?"
"Ya. Dia juga sangat kaya. Kau harus membawa pria seperti itu ke hadapanku untuk mendapatkan restu."
"Ayah, standarmu terlalu tinggi. Aku khawatir aku tidak akan bisa menikah."
Dia hanya tertawa, membuatku geleng-geleng kepala lalu berjalan menuju kamarku. Ayahku memang seperti itu. Kadang aku merasa sedang bicara dengan seorang teman. Kami memang hanya tinggal berdua. Ibuku meninggal dalam kecelakaan lima tahun yang lalu.
Hm, itu kisah menyedihkan, aku tidak ingin membahasnya.
Kuletakkan air minum ini di atas meja, lalu duduk di pinggiran tempat tidur sambil mengambil buku bersampul hijau— Tunggu! Bukankah tadi sampulnya berwarna biru dan ada gambar kucing dan mahkota di sampul depannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]
Fantasy[SELESAI] MASIH LENGKAP Romance - Fantasy! *** Pada suatu malam, Snow menemukan sebuah buku. Sampul buku tersebut sungguh aneh, hanya bertuliskan judul "The Book of Fantasy" tanpa ada nama penulis atau informasi lainnya. Jadi dia memutuskan untuk me...