5. Kucing atau gadis?

3.1K 837 132
                                    

Prang

Prang

Aku menonton dua orang pria yang sedang berlatih pedang. Di atas meja beralaskan bantal empuk berbulu yang halus, aku berbaring dengan posisi paling nyaman sambil menjilat-jilat kakiku. Tentu saja Regis yang menyediakan ini untukku. Aku juga dipayungi oleh seorang pelayan agar tidak kepanasan. Ah, pria itu sungguh perhatian.

"Kenapa kau mengirimku untuk berperang?"

Aku bisa mendengar mereka bercakap-cakap dengan pendengaranku yang tajam. Aku khawatir Regis akan benar-benar membunuh Raja seperti ucapannya kemarin. Regis sangat menyeramkan.

"Setiap perang yang kau datangi pasti akan meraih kemenangan dengan cepat. Aku hanya tidak ingin berlama-lama. Kau juga tidak ada kegiatan di sini."

"Kalau aku tidak mau?"

Prang

Aku melotot saat pedang Regis berayun tepat di depan Raja. Tapi untung saja Raja sigap menangkisnya.

"Kau punya urusan lain?"

"Aku hanya khawatir dengan kucingku karena aku akan pergi untuk beberapa bulan."

"Dimana kau menemukannya?"

"Di hutan, saat sedang berburu."

"Apa menurutmu dia tidak aneh?"

"Tidak. Dia hanya lebih cerdas dari hewan lainnya."

"Itu mencurigakan."

"Aku tidak berpikir seperti itu."

Prang

Prang

Regis terus menyerang tanpa jeda. Sementara Raja terus berusaha menangkisnya. Dia sudah tua.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun!" Entah mengapa aku mendengar itu seperti sebuah ancaman. Apa Regis benar-benar berani mengancam Raja? Sepertinya masih banyak rahasia yang ada dalam dirinya. Dia benar-benar pria yang misterius.

"Aku mengkhawatirkanmu."

Regis akhirnya berhenti menyerang. Tapi kini gantian Raja yang memberinya serangan dan Regis yang menangkisnya.

"Aku takut dia melukaimu."

"Dia tidak akan melakukan itu. Dia hanya seekor kucing."

"Tapi aku tidak melihatnya seperti itu."

"Lalu seperti apa kau melihatnya?"

"Seperti iblis."

Prang

Aku langsung terbangun saat senjata Yang Mulia terlepas dan terlempar akibat dari serangan kuat Regis. Bahkan sekarang Regis menodongkan ujung pedang panjangnya di leher sang Raja. Para pengawal langsung bersiaga memegangi gagang pedang mereka untuk melindungi Raja. Kalau saja Raja tidak memberi kode untuk menghentikan mereka, para pengawal itu pasti sudah menodongkan pedang ke arah Regis. Situasi jadi begitu mencekam.

Ekspresi dingin dengan tatapan tajam itu membuat Regis terlihat menyeramkan.

"Aku lebih kejam dari iblis."

Akhirnya Regis menurunkan pedangnya kembali. Ia juga berjalan untuk mengambil pedang Yang Mulia dan memberikannya sambil berkata, "Permainan pedangmu semakin buruk."

"Putraku yang terlalu hebat."

Hey, Regis. Tidak kah kau lihat kalau Yang Mulia sangat menyayangimu? Kenapa kau sangat dingin padanya? Dia sudah tua, tahu.

The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang