21. Elen Royaley

2.3K 761 174
                                    

"Jadi dia benar-benar kekasihmu?"

Untuk yang kesekian kalinya Regis membenarkan pertanyaan itu. Setelah menceritakan keseluruhan kisah sejak aku bertemu dengan Regis sampai akhirnya kita ada di sini, Raja Relion masih saja tidak percaya. Padahal kutukan perubahan seperti ini pasti umum terjadi. Mungkin dia tidak percaya karena cucunya mengalami nasib seperti ini.

"Maafkan aku karena tidak mempercayai cerita ayahmu. Aku khawatir dia akan memanfaatkan batu jiwa untuk berperang. Itulah kenapa aku menganggap alasan yang dia berikan adalah kebohongan."

"Tidak papa. Aku juga kadang tidak bisa mempercayainya."

Raja Relion tertawa. "Ya, ayahmu sangat licik. Entah apa yang membuat mendiang putriku sangat mencintainya dulu."

"Kurasa untuk seorang wanita, sosok kuat dan penakluk seperti ayah memang luar biasa."

"Ah, iya. Kau benar. Di usia muda dia punya mimpi yang besar dan perlahan dia benar-benar mewujudkannya. Aku salut meski aku kurang menyukai caranya."

Kakek dan cucu ini ternyata memiliki pemikiran yang sejalan.

"Kalau sudah tahu seperti ini, maka aku akan memberikan batu jiwa untukmu."

Regis langsung berlutut. "Terima kasih, Yang Mulia."

"Astaga, jangan lakukan itu! Aku memberikannya karena aku kakekkmu."

Aku sangat terharu melihat pemandangan ini. Ternyata semua hal berjalan dengan baik. Raja Relion memaksa Regis untuk berdiri kembali kemudian menepuk-nepuk pundaknya.

"Berdirilah dengan kokoh, kau adalah putra dari putri kesayanganku."

"Aku sangat menyesal untuk kepergian Ibu."

"Nak, tidak ada yang menyalahkanmu. Berhentilah mengatakan itu!"

Raja Relion kini beralih kepadaku. Ia berlutut dengan satu kakinya di hadapanku. Uh, rasanya hanya aku yang bisa membuat seorang raja berlutut seperti ini.

"Boleh aku menggendongmu?"

Oh astaga. Pertanyaan itu memalukan. Tapi aku adalah seekor kucing. Jadi tentu saja, lagipula kau adalah calon kakek mertua ku. Aku pun mengangguk. Dia tersenyum dan segera membawaku dalam gendongannya, tangannya mengusap-usap kepalaku dengan lembut.

"Aku senang Regis bisa menemukan wanita yang tidak terpengaruh dengan kutukannya. Batu jiwa ini pasti akan membantumu untuk berubah. Tapi sebelum itu kita akan membuatnya menjadi perhiasan agar kau mudah memakainya. Sepertinya sebuah kalung akan cantik saat kau pakai. Hari ini akan mulai dikerjakan, mungkin besok baru bisa dipakai. Sekarang kalian beristirahatlah karena sudah menempuh perjalanan jauh."

"Terima kasih, Kakek."

"Aku senang mendengarmu memanggilku seperti itu."

Regis tersenyum. Senyuman tulus itu jarang sekali aku lihat saat dia ada di kerajaan Yervant. Kecuali saat dia sedang berdua bersamaku.

Tapi di sini dia bahkan tak sungkan tersenyum seperti itu saat baru saja tiba. Aku yakin Regis lebih menyukai tempat ini.

***

Kami diberikan satu kamar. Ya, tentu saja. Aku adalah kucing, jadi mana mungkin aku diberikan kamar sendiri. Regis sedang mandi. Heran, dia sangat suka mandi meski cuacanya sedang sangat dingin. Tapi itu bagus, dia jadi selalu harum dan aku sangat nyaman saat ada di dekatnya.

Sekitar lima belas menit dia sudah keluar dari kamar mandi. Hanya menggunakan celana panjang tanpa atasan, dia langsung melompat ke tempat tidur. Siapapun tahu kalau dia sedang sangat bahagia sekarang. Dia seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan baru. Menggemaskan. Dan hanya aku yang bisa melihat sisi kekanak-kanakannya ini.

The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang