11. Jagoan

2.7K 799 171
                                    

Hangat. Tubuhku rasanya hangat dan aku merasa nyaman. Aku tidak mau terbangun. Apakah aku sudah berubah menjadi kucing? Sepertinya iya. Rasa hangat ini sangat familiar. Aku pasti sudah berubah lagi. Dan ketika bangun, aku harus makan-makanan kucing lagi. Uh, setidaknya biarkan aku bermimpi makan harimau panggang.

"Snow, kapan kau akan bangun?"

Pangeran? INI SUARA PANGERAN.

"Tolong berhentilah membuatku khawatir."

Aku membuka mataku. Melihat langit-langit tenda yang sudah sangat kukenali.

"Snow, kau sudah bangun. Kau membuatku sangat khawatir."

Pria ini langsung menerjangku dengan pelukannya. Aku tersenyum. Ternyata hangat familiar itu bukan karena aku berubah menjadi kucing. Tapi karena Pangeran sedang bersamaku.

Aku sudah melihat Pangeran. Tapi kenapa aku belum berubah? Oh, atau ini karena aku merasa rinduku belum tuntas. Ya ya ya, kalau begitu aku tidak akan menuntaskan rinduku.

"Aku merindukanmu."

Mulutku memang murahan. Mudah sekali berkata manis. Tapi untungnya tidak bertepuk sebelah tangan. Tidak seperti orang-orang kurang beruntung di luar sana yang hanya bisa memendam rindu tanpa bisa diucapkan, uhuk.

"Aku lebih merindukanmu."

Dia mengurai pelukannya dan membantuku untuk duduk. "Apa kau sudah merasa lebih baik?"

"Aku lapar. Lihat!" Aku menunjukkan tanganku. "Tanganku sampai bergetar."

"Oh astaga, tunggu sebentar, aku akan meminta seseorang mengambil makanan."

Kulihat dia mengeluarkan separuh tubuhnya dari tenda. Mungkin meminta prajurit di depan untuk mengambil makanan. Setelahnya dia kembali dan duduk di kursi di sebelah tempat tidur yang menjadi tempatku duduk ku ini.

"Kau pingsan sejak kemarin."

Astaga, jadi aku pingsan seharian? Itu artinya sudah tiga hari tiga malam aku tidak makan. Ini menyedihkan. Aku kelaparan.

"Tiga hari yang lalu aku berubah menjadi manusia."

"Apa ada yang melihatmu saat itu?"

"Tidak. Aku ada di dalam tenda dan langsung mengambil pakaianmu."

"Jadi kenapa kau tiba-tiba berubah?"

Pipiku bersemu. "A-aku tidak tahu."

Mohon maaf, aku masih gengsi untuk mengatakan alasan yang sebenarnya. Tidak mungkin aku berkata aku berubah karena sangat-sangat merindukanmu. Terlalu memalukan meski mungkin itu akan membuatnya sangat senang.

"Ini membingungkan. Perubahanmu tidak bisa diprediksi, dan ini sudah tiga hari sejak kau berubah. Tapi kau tidak kembali ke bentuk kucing lagi. Tinggal dua menit."

"Dua menit?"

"Hm, dua menit lagi sejak kau bangun tiga menit yang lalu. Kalau kau tidak berubah lagi, maka itu hal yang bagus."

Astaga. Benar. Siapa tahu aku akan berubah setelah lima menit berlalu. Kalau itu memang benar...

"Aku harus makan."

"Hm?"

"Sebelum berubah aku harus makan. Aku ingin makan sungguhan. Aku bosan dengan makanan kucing. Aku ingin makaaaan."

Regis mengerjap melihatku berteriak seperti kucing kelaparan padahal sedang dalam mode manusia. Sementara mataku kini berkaca-kaca. Aku benar-benar ingin menangis karena takut tidak bisa makan.

The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang