Aku naik kereta kuda untuk kembali ke istana. Ini menyenangkan. Aku dulu pernah melihat kereta kuda di sebuah parade dan ada seorang putri yang menaikinya. Tentu itu hanya cosplay. Dalam dunia nyata, yang bisa naik kereta kuda dengan diiringi para prajurit hanyalah sang Ratu. Tapi sekarang, HEY DUNIA, AKU NAIK KERETA KUDA DAN ADA LEBIH DARI SEPULUH RIBU PASUKAN YANG MENGIRINGIKU. Hahaha, aku sangat senang.
Tapi sayangnya Pangeran tidak naik ke kereta bersamaku. Dia adalah pemimpin pasukan ini, jadi tugasnya untuk memimpin mereka dan berada di barisan paling depan adalah hal yang utama dan wajib. Sebagai kesatria, dia adalah lambang kemenangan. Uh, betapa bangganya aku dicintai pria seperti Pangeran.
Kami pulang dengan mengambil rute sebelumnya. Kali ini kami tidak berhenti untuk istirahat sama sekali. Sebelumnya aku heran kenapa Pangeran menimbun banyak sekali makanan di dalam keretaku. Ada makanan kucing juga untuk berjaga-jaga takut aku berubah. Tapi sampai detik ini, tidak ada tanda-tanda bahwa aku akan berubah lagi.
Anehnya aku tidak begitu lapar. Atau hanya dengan makan sekali dalam sehari pun, sudah cukup membuatku kenyang selama dua hari. Pasti makanan ini bukan makanan biasa. Coba saja hal seperti ini berlaku di dunia nyata, aku jadi tidak perlu berhemat agar bisa tetap makan. Dan lagi, ini bisa jadi solusi untuk diet.
Hari ini adalah hari terakhir perjalanan. Kami akan tiba di istana. Pangeran bilang, saat sudah sampai, jangan keluar dari kereta sebelum Pangeran mendatangiku. Mungkin dia khawatir aku dikira wanita dari hasil jarahan negara yang dijajah.
Sorak sorai para rakyat sudah mulai bisa kudengar. Kereta kudaku memang ada di barisan depan, tidak jauh dari pangeran. Sementara di sisi samping kereta ini ada masing-masing dua prajurit yang berjalan. Di barisan depan terdapat para ksatria penunggang kuda yang di pimpin pangeran. Sementara di belakang kereta kudaku para prajurit yang berjalan kaki lalu kereta kuda yang berisi wanita dan paling belakang lagi, para prajurit berkuda yang bertugas menjaga barisan belakang. Formasi ini diatur oleh Regis sendiri.
Sekali lagi tampaknya aku tampil mencolok meski tidak dalam bentuk kucing. Itu karena aku satu-satunya kereta kuda yang ada di barisan paling terdekat dengan ksatria kuda di depan. Aku menyingkap tirai yang ada di sisi samping kereta, melihat para rakyat berdiri berjejer di pinggiran jalan, menaburkan bunga dan meneriakkan kemenangan.
Ini pemandangan yang tidak pernah aku bayangkan akan bisa kulihat. Tapi ini memang sangat sulit dibayangkan dengan logika. Aku terseret ke dalam cerita fantasy, menjadi seekor kucing dan dicintai sepenuh hati oleh Pangeran. Mananya yang terdengar masuk akal?
"Ibu, ibu, lihat! Ada putri cantik di dalam kereta."
Aku tersenyum dan melambaikan tangan pada anak lelaki yang menarik-narik pakaian ibunya sambil menunjukku. Ya ya ya, aku memang sangat cantik, sayang. Aku ini calon istri Pangeranmu.
"Dia mungkin seorang putri di kerajaan Timur," kata sang ibu. Ini aneh, meski tidak dalam mode kucing, aku masih bisa fokus dan mendengar cakap-cakap dari jauh.
Aku menutup tirai kembali. Rasanya sudah cukup menarik perhatian mereka. Kali ini kusingkap tirai yang di depan. Dapat kulihat gerbang kerajaan yang terbuka lebar. Istana sudah dapat terlihat. Para prajurit pergi ke dalam barisan pada lapangan luas di depan istana, sementara semua kereta berbelok ke arah lain. Tunggu, aku disatukan dengan kereta yang lainnya. Apakah tidak ada kesalahan di sini? Bagaimana kalau mereka mengira aku adalah wanita yang akan dijadikan pelayan atau dijual sebagai budak.
Tapi rupanya aku terlalu khwatir. Ternyata keretaku berbelok ke arah lain lagi lalu berhenti di sisi samping istana.
"Permisi, Penjaga," panggilku pada prajurit yang mengendari kereta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]
Fantasía[SELESAI] MASIH LENGKAP Romance - Fantasy! *** Pada suatu malam, Snow menemukan sebuah buku. Sampul buku tersebut sungguh aneh, hanya bertuliskan judul "The Book of Fantasy" tanpa ada nama penulis atau informasi lainnya. Jadi dia memutuskan untuk me...