"Yang Mulia, maaf untuk perjumpaan pertama kita karena aku tidak bisa menyapamu dengan baik."
Aku mengangkat setiap sisi samping gaunku dan sedikit membungkuk untuk memberi salam kepadanya. Hari ini aku memakai gaun yang sangat cantik berwarna biru langit. Rambut ujungku diikat dengan pita dan ada kepangan kecil di tengahnya. Pelayan membantuku untuk berdandan hingga bisa secantik ini.
Tidak seperti saat melihatku pertama kali dalam bentuk kucing, kali ini Yang Mulia menyambutku dengan baik. Bahkan dia tersenyum saat melihatku memasuki ruangan.
"Seperti yang kudengar, kau memang sangat cantik."
"Terima kasih."
"Angkatlah kepalamu supaya aku bisa melihatmu dengan baik."
Aku menegakkan kepalaku kembali dan tersenyum padanya. Raja memperhatikanku dan Regis bergantian, senyumannya tak pudar sama sekali. Meski dia sudah berumur lebih dari setengah abad, tapi dia juga tak kalah tampan dari putranya ini.
"Kalian sangat serasi. Bisakah kita mulai membicarakan pernikahan?"
Oh astaga. Betapa mengejutkannya kalimat itu. Kenapa ayah dan anak ini sangat tidak sabaran, sih?
"Aku tidak menolak."
Kalau saja tak ada Raja, sudah kucubit kau Regis.
"Hahaha, bagus-bagus."
Hey, apanya yang baguuus? Siapapun tolong aku.
"Ekhm," Aku berdehem agar mereka berdua bisa mulai mempertimbangkan kehadiranku. "Maaf Yang Mulia, sebenarnya kutukanku belum sepenuhnya terpatahkan."
"Benarkah itu?" Dia bertanya pada Regis. Huh, sepertinya dia tidak mempercayaiku.
"Sayangnya iya. Perubahannya masih tak menentu."
"Kalau begitu, apa yang bisa membuatnya menjadi manusia seperti sekarang?"
"Separuh jiwa yang Pangeran berikan."
Akhirnya aku memberitahukan ini. Ya, Regis sendiri bahkan belum tahu. Karena ia tidak menanyakannya baru-baru ini.
"Benarkah?" tanya Regis terkejut.
Aku mengangguk dan tersenyum manis padanya.
"Kalau begitu, mungkin jika aku memberikan seluruh jiwaku—"
"Apa yang kau katakan?!" Aku menyelanya dengan nada marah. "Jangan coba-coba!" peringatku dengan tatapan menusuk padanya. Seketika lupa kalau ada Raja di sini.
Oh astaga, aku baru saja mengancam Putra Mahkota di hadapan Raja. Sepertinya aku akan dipenggal.
"Hahahaha."
Eh, dia malah tertawa.
"Sepertinya sekarang aku tahu bagaimana Regis bisa ditaklukan."
Hm, kedengarannya seperti dia mendukungku. Kurasa selama ini Raja sudah kesulitan menaklukan Regis. Dan dia melihatku dengan mudah membuat Regis bungkam. Ini adalah pencapaianku, hahaha.
"Kalian memang sangat serasi. Aku akan membantu mencari jalan keluar untuk mematahkan kutukan Snow."
"Terima kasih, Yang Mulia," ucapku sambil kembali membungkuk.
"Ini demi kebaikan banyak hal. Termasuk Putra Mahkota dan Kerajaan."
Tidak kusangka kalau kehadiranku akan sangat berarti di sini.
"Bersiaplah untuk pesta besok. Aku akan memperkenalkan Snow ke seluruh kerajaan."
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]
Fantasía[SELESAI] MASIH LENGKAP Romance - Fantasy! *** Pada suatu malam, Snow menemukan sebuah buku. Sampul buku tersebut sungguh aneh, hanya bertuliskan judul "The Book of Fantasy" tanpa ada nama penulis atau informasi lainnya. Jadi dia memutuskan untuk me...