"Snow, cepatlah bangun. Tidak kah kau ingin menikah denganku?"
Ada pria yang sedang merengek membicarakan pernikahan denganku. Sepertinya aku tahu siapa dia. Tapi aku sangat malas membuka mata.
Aku ingin tidur lebih lama.
"Tanganmu sangat dingin. Bisakah kau mendengarku, Snow? Kembalilah! Aku menunggumu."
Pangeran, kenapa kau terdengar sangat sedih?
Perlahan aku mencoba membuka mataku. Tapi sangat berat. Aku tidak bisa. Mataku tidak bisa terbuka. Di sini sangat gelap. Tapi aku bisa mendengar Regis terus berbicara.
"Ini sudah tiga hari. Apa kau tidak ingin makan-makanan enak?"
Ya ya ya, aku ingin makan-makanan enak. Astagaa, aku harus bangun. Sudah tiga hari aku tidak makan.
"Ini berhasil. Kau sudah berubah. Tapi kenapa kau tidak bangun?"
Berhasil? A-apa maksudnya... Aku sudah menjadi manusia? Tapi, tapi kenapa aku tidak bisa bangun?
Ah, aku ingat. Sebelumnya aku bercakap-cakap dengan Putri Elen. Seperti dugaanku dia wanita yang sangat baik. Dia memintaku untuk menjaga Pangeran. Tanpa diminta pun, pasti aku akan melakukannya. Aku ingat dia bilang aku juga akan koma selama beberapa hari karena efek samping batu ini. Saat mulai mendengar suara, aku harus mengikutinya lalu berjalan menuju cahaya.
Regis, kau harus bicara lebih banyak!
"Aku sangat merindukanmu."
Oh ya Tuhan, bocah ini terdengar hampir menangis.
"Bangunlah, Snow. Aku mencintaimu."
Tanpa mengikuti suara itu aku bahkan bisa langsung melihat cahaya. Apakah ini kekuatan cinta sang Pangeran?
"Aku akan langsung menikahimu kalau kau bangun."
Eerrrr, itu menyeramkan.
"Kau tau, aku juga belum makan dari sejak kau pingsan. Jadi cepatlah bangun, kita bisa makan bersama. Yang Mulia pasti akan menyiapkan banyak makanan enak."
Ah, dialog ini membuatku sangat bersemangat. Aku harus bangun. Harus bangun!
Aku ingin makan.
Makan yang banyak dan enak.
AYO BANGUUUN!!!
"Snow..."
"Pangeran."
"SNOW. AKHIRNYA KAU BANGUN."
Dia benar-benar berteriak keras dan langsung memelukku. Uh, sesak. Aku juga rasanya sangat lemas.
"Syukurlah kau baik-baik saja."
"Aku bertemu ibumu."
"A-apa?"
Dia mengurai pelukannya. Sekarang aku bisa menatap manik biru gelapnya yang berkaca-kaca.
"Dia sangat cantik dan wanita yang sangat baik."
Pangeran... Dia menangis. Aku mengangkat tanganku untuk mengusap setitik air mata di pipinya.
"Dia bilang kau sangat manja, jadi mungkin agak merepotkanku."
Sekarang dia tertawa, meraih tanganku dan mengecup telapaknya. "Ya, dia benar. Aku memang sangat manja. Lalu apa lagi yang dia katakan?"
"Dia berpesan, saat kau menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang mengutamakan persahabatan, bukan penaklukan. Jadilah orang kuat yang tidak menindas si lemah. Jadilah berani jika kau ada di jalan kebenaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]
Fantasi[SELESAI] MASIH LENGKAP Romance - Fantasy! *** Pada suatu malam, Snow menemukan sebuah buku. Sampul buku tersebut sungguh aneh, hanya bertuliskan judul "The Book of Fantasy" tanpa ada nama penulis atau informasi lainnya. Jadi dia memutuskan untuk me...