19. Ancaman Pangeran

2.1K 759 131
                                    

"Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu, Pangeran."

"Berdirilah dengan tegap. Saat ini aku adalah kakak dari wanita yang akan menikah denganmu."

Uh, sudah dimulai. Regis langsung melancarkan serangan dalam kalimatnya di perjumpaan pertama ini. Ini seperti tontonan yang tak boleh dilewatkan. Aku butuh pop corn.

Pria itu nampak ketakutan. Sepertinya dia merasa sangat terancam, padahal Regis hanya berdiri menjulang di hadapannya. Regis memang sangat tinggi dan punya bentuk tubuh yang bagus. Tidak heran karena olahraganya adalah perang sungguhan. Belum lagi dia suka berburu, berkuda dan memanah. Bentuk tubuh yang elok, menawan, nan bisa dengan mudah memikat kaum hawa memang sudah sepatutnya dia dapatkan.

"Namaku Robert, putra dari Yosevin. Saudagar kaya yang menguasai perdagangan hampir di seluruh benua."

Tcih, sombong sekali.

"Aku Regis Tatius Yervant. Putra Mahkota dari kerajaan Yervant yang menaklukan hampir seluruh benua."

MAMPUUUS.

Kau kalah telak dasar Robert sombong. Bahkan Regis tak membawa-bawa nama ayahnya yang seorang Raja. Huh.

Ekhm, sekarang jadi agak canggung bagi Robert. Sedangkan Regis, dia masih terlihat santai dan berdiri dengan tegapnya.

"Mungkin seharusnya aku mempersilakanmu duduk."

Hyaaa, jadi dari tadi kau tidak tahu apa yang harus dilakukan? Pangeran, kau membuatku malu.

Robert tersenyum padanya.

"Aku mengerti. Selama ini kau yang selalu dipersilakan. Jadi akan agak aneh kalau tiba-tiba kau mempersilakan orang lain duduk."

Hm, ternyata Robert cukup pengertian.

"Ternyata kau cukup baik dalam menilai."

Waah, apakah itu sebuah pujian? Apa Regis sudah setuju adiknya menikah dengan pria itu?

Kini mereka duduk pada masing-masing kursi empuk yang ada di taman di sayap Barat ini. Tempat ini memang biasa menjadi tempat pertemuan para tamu dari luar. Kalau taman untuk acara minum teh, ada di bagian sayap Utara istana.

Sementara aku, seperti biasa, aku berbaring di atas meja dengan beralaskan bantalan yang empuk dan lembut. Aku ada tepat berada di sisi kanan Regis. Jadi sesekali dia mengusap kepalaku. Ini sangat nyaman.

"Kau sudah bertemu dengan adikku?"

"Ya. Kami sudah pernah bertemu dua kali."

"Apa pendapatmu?"

"Dia wanita yang sangat cantik, pendiam, pemalu dan baik hati."

"Mungkin kau dengar dari seseorang kalau aku tidak begitu dekat dengan adikku."

Robert diam saja. Sepertinya firasat Pangeran yang kemarin dia beritahukan kepadaku ada benarnya. Pernikahan ini diatur oleh Ratu dan entah apa keuntungannya untuk wanita itu. Ratu mungkin meyakinkan Robert kalau Zeline tidak begitu dekat dengan Regis, jadi Robert tidak perlu khwatir soal Pangeran berdarah dingin ini.

Karena sekali lihat saja, aku tahu, kalau Robert ini bukan pria yang baik. Secara, ayahnya saudagar kaya, dia juga tadi terdengar sangat sombong dan membanggakan statusnya itu, jadi sudah pasti dia sering bermain wanita dan banyak bersenang-senang dengan mereka.

"Dan aku bisa membenarkan itu. Aku memang tidak dekat dengan Zeline atau Willy."

Willy adalah adik lelakinya. Sebenarnya namanya Willyam, tapi Regis lebih suka memanggilnya Willy. Terdengar seperti adik kecil untuknya.

The Book Of Fantasy : Snow & Prince [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang