"Melihat wajahmu, aku melupakan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi."
***
Happy Reading♡
Karena tugas yang menumpuk, dan mencari di buku lainnya, mengharuskan Ilona berdiam diri mengerjakan tugas di perpustakaan saat ini.
Mencari buku yang menjadi tujuannya, gadis itu memilih tempat duduk yang berhadapan dengan taman sekolah, hanya saja terpisahkan kaca besar yang menghubungkan taman tersebut.
Meski perpustakaan ramai, tapi keadaan hening dan damai membuatnya mungkin akan betah lama-lama mengerjakan tugas di sini.
Dia memang tipe siswi yang bisa fokus jika keadaan mendukung, sepi misalnya.
Menoleh kanan kiri, matanya menangkap seorang murid yang nampak tenang membaca buku. Bukan, bukan itu yang membuatnya sampai tak bisa mengalihkan pandangan.
Pahatan sempurna yang menampilkan wajah tanpa ekspresi itu membuat Ilona baru menyadari. Buset, muka pangeran banget, batinnya.
Ia bahkan sampai lupa, orang itu adalah orang yang sama bertabrakan dengannya kala mengejar Arka saat itu.
Mengerjap pelan, Ilona segera menguasai ekspresi wajahnya dan kembali melanjutkan tujuannya untuk datang ke sini.
Sementara cowok itu, sebenarnya sedari tadi ia sudah sadar diperhatikan, tapi memang pasalnya dia suka acuh terhadap sekitar. Jadi tak mau peduli.
Halaman terakhir buku tersebut selesai ia baca, ia bangkit dan mengambil buku lainnya.
Namun, saat ia kembali lagi, kursi yang tadi ia duduki kini sudah menjadi tempat duduk orang lain.
Cowok itu berdecak pelan, mau tak mau mencari tempat duduk yang kosong. Sayangnya, hanya ada satu, samping Ilona, si cewek yang memperhatikannya tadi.
Ya sudahlah.
Merasa ada pergerakan di sampingnya, Ilona melirik, tapi berikutnya jadi memekik kecil dengan wajah terkejut saat menyadari cowok tadi duduk di sampingnya.
Cowok itu meliriknya, membuat Ilona tergagap dan segera mengalihkan pandangan.
Padahal dia melirik karena memberi kode agar buku-bukunya dirapikan, bukan berserakan sampai ke meja tempatnya.
Tapi lagi-lagi, ya sudahlah.
Ia menggeser pelan buku Ilona, lalu menaruh bukunya di situ.
Hingga beberapa menit, ia sudah larut dalam bacaan.
Begitu pun dengan Ilona, ia sudah selesai satu mapel. "Huh, akhirnya," gumamnya, meregangkan lengan.
Hendak merapikan buku, lalu keluar perpustakaan, tapi matanya menyipit saat melihat di taman, sosok Arka yang ia kenal dan belum sempat bertemu-sejak hari itu.
Ilona segera berdiri, merapikan semua bukunya lalu berlari keluar. Tak tahu saja, satu buku milik cowok di sampingnya tadi terbawa olehnya.
"Heh, buku gue!"
Beberapa pasang mata menatapnya saat ia berteriak memanggil Ilona.
***
"Lo sekarang suka ngilang kayak doi, ya?"
Ilona mendudukkan dirinya di samping Letta, napasnya memburu. Tanpa dosa, cewek itu menyambar minuman Letta.
"He, itu jus jam-"
"Hueeee, kenapa rasanya gini!"
Letta mengambil paksa minumannya. "Makanya, jangan langsung nyambar minuman orang, tanpa tanya dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano : Cold Prince
Teen Fiction[COMPLETED] Ilona kira, cowok berlian tampan nan rupawan yang ia lihat di halte saat itu adalah Arka, sampai-sampai membuatnya masuk ke sekolah elit di kotanya. Nyatanya dia yang salah. Arka itu si cowok dingin yang dijuluki Cold Prince di sekolahan...