"Seberapa rusak kita, seberapa parah kita terluka, hidup akan tetap berjalan. Waktu tak akan pernah sudi menunggu."
***
Happy Reading♡
Ilona melirik Letta yang sedang berbicara dengan teman satu ekskulnya. Ia mendelik saat beberapa kali Letta menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, terlihat centil saat membalas ucapan teman cowoknya itu. Bahkan Ilona gatal banget pengen nabok kepalanya.Ingin balik ke kelasnya, tapi Ilona berdiri menunggu Letta di sini karena ingin ke kantin. Sendirian, tapi takut nantinya ketemu Arka. Ilona, kan, mau menghindar. Masih malu perkara tadi malam saat Letta mengirimkan pesan pada Arka, cowok itu pasti mengira dirinya yang mengirimkan.
Malah membuatnya harus menunggu Letta selesai berbicara dengan temannya itu.
Ilona menghembuskan napas panjang, mengalihkan pandangan, tapi detik itu juga ia merutuki diri kenapa harus menoleh.
Ilona buru-buru membuang muka, menunduk agar seseorang yang kini berjalan mendekat itu tidak melihat kehadirannya.
"Kenapa ngehindar?"
"E, ayam!" Ilona menepuk mulutnya yang malah spontan mengucapkan nama hewan itu.
Ilona menoleh perlahan, lalu meringis lebar. "Eh, Kak Arka. Apa kabar, Kak?"
Arka mengangkat alisnya. "Tadi malam-"
"Ah, anu-Kak, aku, itu-maksudnya ... itu bukan aku."
"Apanya?"
Ilona menutup mukanya, tak bisa melanjutkan katanya sebab terlalu malu.
"Nggak, nggak jadi!" elaknya segera, lalu menarik tangan Letta begitu saja menjauh dari tempat itu. Tak peduli jika Letta sedang berbicara dengan temannya.
Pokoknya ia ingin menjauh dulu.
"Huhu, malu banget. Ini, tuh, semua gara-gara kamu Letta. Apa, sih, jijik banget sayang-sayang gitu. Pake I Love You lagi. Tapi, tetep aja malu."
Ilona menghentikan langkah sampai di kantin, lalu berbalik perlahan. "Pokoknya kamu harus-HUAAA, KAK ARKA!"
Bruk!
Ilona terjatuh sebab kaget dan spontan melepaskan genggamannya pada tangan Arka. Arka pun juga tak sigap menangkapnya, membuat Ilona jatuh mengenaskan di samping pintu masuk kantin.
Beberapa orang pun melirik ke arah keduanya.
Arka mengulurkan tangannya, membantu Ilona berdiri.
"Kok Kak Arka bisa di sini?" Ilona mengedarkan pandangan, menoleh ke belakang Arka. "Letta mana?"
Arka mengernyit. "Lo tadi yang narik gue."
Lah?
Ilona tercengang, melongo dengan wajah memias.
Arka yang melihat perubahan ekspresi wajah Ilona pun menahan tawa. "Lo kalau panik emang bego, ya?"
Ilona merasa seakan setengah nyawanya melayang. "Kak Arka ... bisa lupakan kejadian ini?" tanyanya memohon.
"Nggak." Ilona merenggut kesal mendengar jawaban Arka.
"Apalagi tadi malam. Chat Lo yang itu, gue bintangin biar nggak bakal kehapus sampai kapan pun."
Ilona menggeleng keras. "Nggak, Kak. Itu, tuh, Letta yang-"
"Ayo belajar. Biar pinter, pacar gue harus belajar." Arka menarik tangan Ilona menjauhi kantin, menuju perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano : Cold Prince
أدب المراهقين[COMPLETED] Ilona kira, cowok berlian tampan nan rupawan yang ia lihat di halte saat itu adalah Arka, sampai-sampai membuatnya masuk ke sekolah elit di kotanya. Nyatanya dia yang salah. Arka itu si cowok dingin yang dijuluki Cold Prince di sekolahan...