"Kekecewaan memberikan pelajaran bagi kita untuk bisa melihat sisi lain yang lebih baik sehingga tidak perlu terlarut dalam kekecewaan yang semakin mendalam."
***
Happy Reading♡
"Buruan, katanya mau ngerjain tugas!" ujar Arka saat Ilona malah asik selfie-selfie, bahkan cewek itu sempat berbicara dengan ponsel seolah dia adalah seorang youtuber.
Mereka berdua berada di cafe yang sempat mereka datangi saat itu. Cafe bernuansa perpustakaan.
Hari ini hari libur, entah secara kebetulan atau bagaimana, keduanya bertemu lalu datang ke cafe itu untung belajar. Tapi seperti yang terlihat, hanya Arka yang benar-benar belajar.
Ilona mendesah kecewa. "Kak, update status dulu, dong!" Cewek itu kembali mengacungkan ponsel mencari pencahayaan yang bagus untuk foto.
Diacuhkan, Arka menggeram kesal. Ponsel ditangan Ilona seketika ditarik olehnya, membuat Ilona memekik kecil sebab terkejut.
"Heh, berani banget ya!" Ilona menatap Arka galak.
Tentu saja Arka malah balas menantang. "Apa? Ha, apa?!"
"Ng-nggak papa." Ilona melemaskan suaranya, mengerut menjauh tak berani melawan.
Arka menggeser buku Ilona menjadi lebih dekat dengan gadis itu, seolah menyuruhnya membuka buku itu dan mengerjakan tugas. Sebab tadi Ilona bilang, ia punya tugas banyak.
Ilona seketika melemaskan bahu. "Kak, lapeer," rengeknya, protes karena Arka terus saja menyuruhnya belajar.
"Nggak usah kayak bocah."
Ilona melengkungkan bibirnya ke bawah. Dengan keterpaksaan ia membuka buku.
Namun, yang namanya malas tetaplah malas. Belum sepuluh menit berlalu saja, gadis itu sudah menjatuhkan kepala pada tangannya yang menumpu.
Sedikit-sedikit gadis itu merunduk, memejamkan mata, hampir terjatuh lalu tersadar kembali. Begitu seterusnya.
Arka jadi meliriknya, geleng-geleng kepala sendiri melihat Ilona. Padahal Ilona termasuk kategori siswi pintar, tapi kadang kalau sudah malas, tidak bisa dipaksakan.
Arka memperhatikan wajah damai Ilona yang terlihat nyaman meski posisi kepalanya yang sebentar-sebentar jatuh.
"Mau makan nggak?" Arka berujar pelan, takut mengganggu padahal dia memang mengajak Ilona bicara, sekedar memastikan cewek itu apakah sudah benar-benar terlelap.
Namun, reaksi Ilona jauh dari perkiraannya.
Ilona langsung menegakkan punggung, menatap Arka dengan mata berbinar, wajahnya seketika cerah.
"Mau!" serunya.
Melihat itu, Arka mengatupkan bibir, kembali menempelkan punggung pada sandaran kursi dan mengangkat buku mulai membaca. "Nggak jadi," ujarnya.
Sementara Ilona shock, menatap Arka dengan mata melebarnya. "Kakak ... mau aku kutuk jadi katak, nggak?"
"Nggak akan bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano : Cold Prince
Ficção Adolescente[COMPLETED] Ilona kira, cowok berlian tampan nan rupawan yang ia lihat di halte saat itu adalah Arka, sampai-sampai membuatnya masuk ke sekolah elit di kotanya. Nyatanya dia yang salah. Arka itu si cowok dingin yang dijuluki Cold Prince di sekolahan...