"Apa pun yang sedang kamu cari tidak akan datang dalam bentuk yang kamu harapkan, kadang lebih baik atau bahkan lebih buruk."
***
Happy Reading♡
"Heh, mau kantin?"Ilona menoleh, berpikir sejenak kemudian menggeleng kecil. "Duluan aja, nanti aku nyusul."
Letta hanya mengacungkan jempolnya lalu menarik seragam Gibran membuat cowok itu tertarik pasrah. Keduanya meninggalkan Ilona sendirian di depan kelas.
Bukan tanpa alasan ia menyuruh Letta dan Gibran ke kantin lebih dulu. Sebab begitu ia keluar kelas, matanya tak sengaja menatap sosok Arka melangkah melewati depan kelasnya.
"Kak ... Arka!" panggilnya.
Baru saja Arka mau menoleh, bertepatan dengan Ilona yang juga ingin mendekat, tapi ada seorang cewek yang lebih dulu mendekat dan berbicara sebentar dengan Arka sebelum ia mengambil alih buku di tangan Arka.
Si cewek sudah pergi, membuat Ilona mendekat, tapi sedetik kemudian menghentikan langkahnya lagi sebab Arka juga sudah pergi.
Ingin mengejarnya, tapi seseorang memanggilnya yang lagi dan lagi membuat Ilona mengurung niatnya.
"Eh, Arga?"
Arga tersenyum meringis. "Nggak ke kantin?"
"Oh? Ini mau ke kantin, kok."
"Sama gue, ya? Gue nggak punya temen."
Ilona mendelik tak percaya, sebab beberapa kali ia melihat Arga punya teman banyak. Arga juga berbeda dengan Arka. Jika Arga humble dan suka berinteraksi dengan orang baru, maka Arka sebaliknya.
Melihat itu Arga malah tertawa. "Kenapa? Nggak percaya?"
Keduanya berjalan menuju kantin.
"Nggak, ah. Nggak mau percaya." Arga hanya terkekeh mendengar jawaban Ilona.
Dalam langkahnya, Ilona terus berbicara dalam hati.
Ini aneh. Jika kejadian ini terjadi saat dulu-dulu, Ilona pasti akan berteriak kegirangan. Sebelum ... datangnya Arka mungkin?
"Ada temen-temenku, nggak papa?" Sebelum Ilona membelokkan langkah, ia lebih dulu bertanya dengan Arga.
"Nggak papalah," jawab Arga.
"Woi, Naaa!" Letta melambaikan tangannya pada Ilona, memberi kode agar Ilona mendekat.
"Punya gue mana?" tanya Ilona sembari menarik kursi berhadapan dengan Letta.
"Pesen sendirilah!" sahut Gibran di samping Letta, tapi begitu mendongak ia mengangkat alis saat melihat sosok Arga yang juga duduk di samping Ilona.
"Sorry, gue boleh gabung, kan?"
Letta pun ikut mengangkat wajah, matanya langsung berbinar cerah. "Boleh, dong!" ujarnya ceria.
"Eh, btw, kenalan dulu. Nama gue Letta."
Arga membalas uluran tangan Letta, sembari menyebutkan namanya. Lain dengan Gibran yang hanya diam saja tak ingin berkenalan.
"Kayaknya ... gue sering lihat lo, deh. Ah, Lo gitarisnya band sekolah yang baru, kan? Waah, kemarin gue lihat lo gitar sambil nyanyi, itu keren banget! Padahal baru kelas sepuluh tapi udah bisa tampil kemana-mana." Letta sudah melupakan makanannya begitu saja.
"Hm, kayaknya gue juga sering lihat lo di ekskul musik."
Letta melebarkan mata. "Waah, akhirnya gue ter-notice."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano : Cold Prince
Ficção Adolescente[COMPLETED] Ilona kira, cowok berlian tampan nan rupawan yang ia lihat di halte saat itu adalah Arka, sampai-sampai membuatnya masuk ke sekolah elit di kotanya. Nyatanya dia yang salah. Arka itu si cowok dingin yang dijuluki Cold Prince di sekolahan...