“Selalu mulai dengan langkah kecil, seadanya, tapi dengan visi dan misi yang besar.”
***
Happy Reading♡
"Halo?"
Bahkan suara berat Arka pun sudah terdengar. Letta dan Kevin yang juga mendengar, kompak menoleh.
Ilona mengangkat wajahnya dengan kerlipan polos. "Nggak sengaja kepencet," ujarnya pelan agar Arka di seberang sana tak mendengar dengan nada seolah pasrah dengan keadaan.
Kevin dan Letta mendekat ingin tahu.
"Pura-pura gila aja, udah terlanjur juga."
Ilona berdehem pelan, menyiapkan diri sendiri. Lalu agak mengangkat dagunya ke atas, dan mengambil kembali ponselnya mendekatkan ke telinga.
Arka di seberang sana masih menunggu.
"Ha–halo, Kakek? Ya ampun, kakek masih hidup? Huhuhu." Ilona sudah berakting sendiri dengan pura-pura menangis.
Padahal, kan, di ponsel Arka jelas tercetak namanya yang menelepon. Pura-pura pun tak ada gunanya.
Tak memberi kesempatan Arka untuk menjawab. "Maaf, Kek. Iya, aku ke sana. Akhirnya, Kakek masih hidup."
Dan setelah itu Ilona menjauhkan ponselnya dan mematikan sambungan.
Sontak membuat Kevin dan Letta terbahak, dengan Ilona yang juga merutuki kebodohannya.
***
"Na!"
Ilona menoleh, melambatkan langkah membuat sosok Arga yang memanggilnya tadi kini melangkah mendekat.
Arga tertawa. "Kusut banget muka lo. Belum disetrika, ya?"
Ilona semakin melengkungkan bibirnya ke bawah. "Belum."
Arga terkekeh pelan. "Abis olahraga?"
"Hm. Kamu ngapain di luar kelas gini?"
Arga memperlihatkan selembar kertas di tangannya. "Foto copy," ujarnya membuat Ilona membulatkan bibir sembari mengangguk paham.
"Aku duluan." Sampai di depan kelas Ilona, ia belok meninggalkan Arga yang lurus karena mereka beda tujuan.
Gadis itu hanya ingin mengambil ponselnya.
"Na, kantin dulu, yuk?"
Suara Letta di ujung kelas berteriak, lalu melangkah mendekat abersama satu temannya lagi.
"Duluan aja, nanti aku nyusul. Mau ganti seragam dulu."
Keluar kelas, Ilona menyuruh Letta dan dua teman perempuannya untuk pergi ke kantin duluan sebab ia melihat sosok yang membuatnya terus terdiam tak fokus sejak pelajaran tadi.
Arka melangkah santai dari ruang guru, dengan tumpukan buku di tangannya.
Ilona mendekat, menyamakan langkahnya dengan langkah panjang Arka.
"Kak ... Arka, mau ke mana?" tanya Ilona basa-basi. Agak sedikit canggung saat menyebutkan nama cowok itu.
Nama itulah yang membuatnya bisa semangat memasuki sekolah elit ini. Nama itu juga yang dulu pernah ia cari di papan pengumuman kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkano : Cold Prince
Teen Fiction[COMPLETED] Ilona kira, cowok berlian tampan nan rupawan yang ia lihat di halte saat itu adalah Arka, sampai-sampai membuatnya masuk ke sekolah elit di kotanya. Nyatanya dia yang salah. Arka itu si cowok dingin yang dijuluki Cold Prince di sekolahan...