# DAY : 6
# CLUE :LazuardiLazuardi: permata berwarna biru kemerahan, warna biru muda langit.
.
.
.Pagi menyapa dengan Lazuardi yang cerah. Matahari yang mulai naik mulai menyorotkan teriknya, mengintip satu ruangan lewat celah tirai kamar yang masih terlihat gelap. Namun tidak sedikit pun sinar hangatnya mengganggu sosok yang masih terlelap dalam nyenyaknya.
Tapi, kenyenyakannya tidak bertahan lama, karena tirai besar kamarnya dibuka oleh seseorang, membuat wajah tampan yang terlihat berantakan itu diterpa cahaya terang nan hangat sepenuhnya.
Lenguhan pelan keluar dari dua belah bibirnya. Langkah kaki seseorang terdengar mendekat pada pria yang memilih untuk kembali melanjutkan tidurnya.
"Hey, wake up baby." Abrian, pria itu mengernyit kembali ketika suara wanita yang sangat dikenalnya menyapa indera pendengarnya. Dengan gerakan cepat, Brian terbangun.
Kedua obsidiannya yang hitam menemukan sosok Nancy yang duduk di sampingnya, menggunakan kemeja miliknya yang tampak kebesaran.
Jangan lupakan senyum lebar wanita itu suguhkan sebagai sambutan pagi untuk pria pujaannya.
"Kamu ngapain pagi-pagi di sini?" Wanita berambut panjang itu bukan menjawab, tapi malah mengulurkan tangannya untuk mengelus rahang tegas pria yang masih menjadi pujaannya.
"Jahat banget sih nanyanya." Nancy menarik kembali tangannya dan pura-pura merajuk. Brian mencoba untuk mengingat apa yang terjadi semalam.
Sahabatnya datang, membawa minuman. Mereka mengobrol dan melakukan permainan konyol yang membuat mereka mabuk dan setelahnya....
Abrian mengedarkan pandangannya ke penjuru kamarnya. Erangan tertahan di bibir pria yang terlihat kacau itu, ketika melihat pakaiannya dan dress yang Brian yakini milik wanita yang tengah memperhatikannya berceceran di lantai kamarnya.
Nancy terkekeh pelan, merasa gemas melihat mimik wajah pria di dekatnya itu.
"Semalam kita kalah game, jalani hukuman yang diberikan oleh Michelle. Walaupun berakhir dengan... Yah, main beneran. Tapi, tenang aja. Aku suka permainan kamu saat mabuk." Brian terkekeh diiringi dengusan kasar. Main? Nancy pasti bercanda. Gelengan yang Brian tunjukkan terlihat oleh dua manik wanita yang kini sibuk menatap dirinya di cermin.
"Kamu kenapa, Bri?" Brian menelisik tubuhnya di balik selimut.
Shit..!!
Umpatan terdengar kembali dari bibirnya yang mengetat menahan emosi.
"Lo bisa balik sekarang juga?" Kini gantian Nancy yang mengernyitkan dahinya bingung.
Apalagi melihat respon yang diberikan oleh pria yang terlihat kalut di atas tempat tidurnya yang berantakan."Santai saja Bri, lagi pula ini bukan pertama kalinya kita main kan?" Selorohnya dengan wajah santai. Justru raut bahagia terlihat jelas di wajah wanita cantik itu.
Brian mengambil celana boxer yang tergeletak di lantai. Memakainya terburu-buru, kemudian dua tungkainya mengambil gaun milik sahabatnya tersebut. Nancy semakin dibuat bingung.
Wanita itu terkejut ketika Brian menarik tangannya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
"Kamu kenapa sih?!" Sentak Nancy, menarik tangannya kasar dari cengkeraman pria yang terlihat marah itu.
Brian menyerahkan gaun yang dipegangnya pada pemiliknya.
"Lo ngerti maksud gue Nan.." bukannya takut karena Brian menatapnya tajam, justru wanita itu kini berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Menyeringai menertawakan ekspresi Abrian yang menurutnya berlebihan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY
RomanceMeta Anggraini, yang menganggap Abrian adalah pria yang sempurna. Namun, kenyataan lain harus diterimanya ketika Meta menyadari satu hal. Dirinya belum mengenal baik sosok Abrian dengan baik. Ketidak setaraan kasta keduanya menjadi rintangan terbesa...