#Day: 23
#CLUE: AKSASinonim dari kata jauh
.
.
.
.Kaki-kaki para pemuda-pemudi yang baru saja turun dari kapal itu, kini mulai menapaki pasir putih yang terhampar di sepanjang pantai. Air laut yang terlihat biru bersih menjadi nilai tambah pesona pulau Peucang tersebut, kedatangan mereka yang baru beberapa menit mendarat di dermaga itu langsung di sambut oleh beberapa hewan yang berkeliaran bebas di sekitaran pantai.
Ada rusa, ada babi juga beberapa monyet yang bergelantungan di pohon-pohon.
Tama dan Cinta begitu antusias mendapati pemandangan yang di suguhkan, Mananta pun tidak kalah antusiasnya. Terlihat beberapa kali pria berkumis itu berusaha melakukan interaksi dengan rusa yang tengah mencari makan itu.
Jepretan lensa kameranya beberapa kali membidik suasana yang ada di sekitarnya.
Sedangkan Michelle, pria bermata sipit itu sedikit mengalami mabuk laut. Kepalanya masih terasa berkunang-kunang karena pusing. Meta yang melihatnya pun merasa sedikit khawatir.
"Mas Michelle masih pusing ya?" Gadis itu menghampiri Michelle yang sedang membungkukkan badannya. Pria itu menengadah ke atas, matanya sedikit memicing karena terik matahari yang cukup kuat. Sehingga pandangannya terasa Aksa kala menatap gadis yang berdiri di depannya.
"Sedikit Ta, tapi udah nggak apa-apa kok." Jawab Michelle dengan menampilkan senyum lebar. Kemudian gadis itu terlihat merogoh sesuatu dari tas selempangnya, lalu memberikannya pada pria bermata sipit itu.
"Meta cuma bawa ini mas, emut aja. Kayanya mas Michelle masuk angin karena kelelahan." Pria yang memiliki wajah Chinese itu menegakkan tubuhnya, mengernyitkan keningnya ketika melihat gadis di depannya itu menyodorkan dua buah permen Tolak Angin.
Senyum tulus tak lupa Meta berikan pada sahabat kekasihnya itu. Dengan senang hati, Michelle menerima pemberian permen dari Meta. Tiba-tiba saja ada rasa haru yang menelusup dalam hatinya kala menerima bentuk perhatian kecil dari orang yang masih terbilang asing untuknya.
Abrian benar, Meta adalah gadis yang memiliki ketulusan hati tanpa memilih siapa yang pantas menerimanya. Abrian yang menyaksikan hal itu, tentu saja merasa bahagia dan kembali merasa jatuh cinta pada sosok Meta.
"Nanti kalau sudah di penginapan, Meta buatkan wedang jahe buat mas Michelle. Mas Michelle biasa kerokan nggak? Khao jago banget kerokannya, pijatannya juga enak. Nanti Meta minta Khao ya buat kerokin mas Michelle." Celotehan Meta tentu saja membuat Michelle semakin terharu ketika mendengarnya.
"Makasih ya Ta, padahal kita baru kenal. Tapi kamu sudah khawatirin saya." Gadis itu tersenyum lebar. Kemudian menggeleng pelan menyangkal ucapan pria di depannya.
"Saya nggak pernah anggap mas Michelle orang asing kok, mas sahabatnya mas Brian, lagi pula kita sudah berkenalan sebelumnya. Jadi bagi saya, mas Michelle teman Meta juga." Balasan yang Meta berikan membuat Michelle tertawa ringan dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Nggak salah Abrian milih kamu, Ta. Saya bakal dukung hubungan kalian agar tetap lancar ke depannya." Dan tanpa sadar, Meta mengamini ucapan pria di depannya yang ia anggap sebagai doa.
"Terima kasih ya Mas, kalau begitu Meta ke mas Brian lagi ya." Setelah berpamitan, kedua tungkai itu kembali membawanya pada sosok Abrian yang sedang asyik mengusap seekor Rusa yang berjalan mendekatinya.
"Sudah?" Tanya Abrian ketika Meta sudah berdiri di sampingnya. Anggukkan Meta berikan sebagai jawaban, tangannya ikut terulur mengusap punggung hewan tersebut dengan wajah binar penuh bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY
RomanceMeta Anggraini, yang menganggap Abrian adalah pria yang sempurna. Namun, kenyataan lain harus diterimanya ketika Meta menyadari satu hal. Dirinya belum mengenal baik sosok Abrian dengan baik. Ketidak setaraan kasta keduanya menjadi rintangan terbesa...