35

112 15 3
                                    


#DAY: 35
#CLUE: SENJA

.
.
.
.

Setengah jam Meta gunakan untuk membersihkan diri, walaupun dengan sedikit kesulitan karena fasilitas kamar mandi yang membuat Meta belum terbiasa. Tapi, Meta masih bisa mengatasinya.

Ketika gadis itu keluar dari kamar mandi, kedua manik indahnya mendapati tiga orang wanita dengan pakaian yang sama. Rambut ketiganya di tata dengan tatanan yang sama.

Dengan perasaan bingung, ketiga wanita tersenyum ke arahnya. Salah satu dari mereka menarik tangan Meta kemudian mendudukkannya di kursi Rias yang di depannya terdapat cermin besar.

"Kalian siapa?" Akhirnya pertanyaan yang sejak tadi tertahan di mulut, keluar juga. Menatap bingung pada salah satu wanita yang sedang mempersiapkan segala alat make-up yang di dalam satu tas besi berukuran besar.

"Kami dipinta tuan Abrian untuk membuat anda terlihat cantik hari ini." Jawab wanita tersebut dengan senyum simpul di bibir yang berwarna merah itu.

Meta pun terdiam, membiarkan ketiga wanita tersebut memainkan alat-alat yang mereka pegang lalu mengoleskannya di wajahnya.

Dua jam lamanya, kini si wanita yang sejak tadi sibuk merias wajahnya tersenyum puas. Kata-kata pujian keluar dari mulutnya ketika melihat hasil polesan tangannya.

"Perfect, anda jadi terlihat semakin cantik." Meta tersenyum  kikuk melihat wanita yang berdiri di belakang tubuhnya lewat pantulan cermin.

Dan memang benar apa yang dikatakan olehnya. Wanita ini begitu pandai merubah wajahnya hanya dengan polesan bedak, lebih terlihat berbeda dengan yang kemarin.

Kemudian, wanita itu menyingkir di gantikan dengan wanita lainnya yang kini mulai sibuk memainkan rambutnya.

Sedang yang satu lagi, terlihat sibuk mengeluarkan sesuatu dari koper besar.

Aroma khas dari hair spray yang di semprotkan ke rambut hitamnya, menguar memenuhi ruangan. Meta sedikit terbatuk ketika tidak sengaja cairan beralkohol itu mengenai hidungnya. Tapi si wanita itu hanya diam tampak tidak peduli.

Satu jam setelahnya, kini rambut Meta sudah selesai di tata sesuai dengan permintaan Abrian.

"Selesai, sekarang silahkan anda berganti pakaian." Meta terlihat canggung, sedikit kurang nyaman ketika dirinya di tatap oleh ketiga wanita yang ada di dekatnya itu.

"Hm, bisakah aku berganti di kamar mandi?" Ketiganya saling melempar pandang, kemudian satu di antaranya mengangguk mengiyakan permintaan Meta.

Wanita yang berdiri di samping tempat tidur menyerahkan satu kotak berukuran besar. Dengan ragu Meta menerima kotak tersebut.

"Bajunya ada di dalam sini, sebaiknya anda bergegas karena tuan Abrian sudah menunggu anda untuk sarapan bersama." Maka tanpa berbicara lagi, meta segera melangkah ke kamar mandi membawa kotak berwarna marun.

Dengan perlahan, tangannya membuka tutup kotak tersebut, dan terpukau ketika melihat satu dress yang sangat cantik. Dengan hati-hati Meta mengangkat dress tersebut, menyentuhnya dengan pelan. Lembut dan ringan, Dengan hati-hati Meta memakai dress yang indah itu untuk pertama kalinya.

.
.
.
.

Meta menuruni tangga rumah besar milik sang kekasih, kedua binar kembarnya mengedar mencari sosok sang kekasih.

Ketika kedua tungkainya sudah berpijak di lantai satu, seorang pelayan datang menghampiri Meta dan memberi isyarat untuk mengikuti pelayan tersebut.

IM SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang