Kamado (Namamu) kakak tertua Kamado Tanjirou, seorang gadis yang memiliki sifat lembut dan ceria. Namun semuanya sirna ketika keluarganya di bantai oleh Oni dan menyisahkan adik laki-laki dan perempuannya, yaitu Kamado Tanjirou dan Kamado Nezukou ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga Minggu kemudian ..
Tiga Minggu sudah berlalu, dan sekarang kondisi (Namamu) mulai membaik, luka di perutnya mulai tertutup dengan sempurna hanya bekasnya saja yang tidak bisa menghilang.
Selama tiga minggu juga Tanjiro mulai mempelajari tarian Kagura, Tanjiro langsung meminta di ajari satu hari setelah kembali dari kediaman Rengoku, dan selama tiga minggu itu Tanjiro mulai menghafal Tarian Kagura.
"Nee-san!"
(Namamu) menoleh kearah suara yang memanggilnya, terlihat Tanjiro sedang berlari kearahnya, bahkan dia sudah bersiap untuk menjalankan misi tunggalnya.
"Nee-san, aku akan pergi untuk misi, jaga diri Nee-san baik-baik dalam misi Nee-san."
"Ya, kau juga jaga dirimu dan Nezuko baik-baik."
"Ha'ik! Ittekimasu!"
"Itterashai."
Tanjiro langsung berjalan pergi meninggalkan (Namamu) yang sedang berdiri di depan gerbang kediaman kupu-kupu, sedangkan (Namamu) terus menatap punggung Tanjiro yang semakin lama semakin mengecil dan menghilang di balik jalan.
Tak lama gagak kasugai miliki (Namamu) datang dan bertengger di bahu (Namamu).
"Ork! Misi bersama Pilar Api, Rengoku Kyoujuro, Ork! Pergilah ke selatan, rumor mengatakan ada iblis bulan bawah disana, Ork!"
'Hanya rumor, bukan? Jadi tidak masalah kalau begitu.'
(Namamu) membatin mendengar perkataan dari Gagaknya itu, wajahnya pun perlahan berubah menjadi dingin.
Tak lama dari kejauhan (Namamu) dapat melihat seseorang yang sedang berjalan dengan tangan yang menyilang di depan dada, tentu saja (Namamu) tau itu siapa, (Namamu) langsung berbalik kemudian berjalan, sedangkan Kyoujuro yang berada di belakangnya dan merasa tertinggal langsung mempercepat langkahnya agar bisa berjalan beriringan dengan (Namamu).
Hening. Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan suasana antara Kyoujuro dan (Namamu), hanya ada suara daun yang bergesekan ketika tertiup oleh angin dan suara burung yang saling bersahutan tidak lupa dengan suara tapak kaki yang menapak pada tanah.
