🍎Bab••9

12.8K 1.5K 61
                                    

DENGAN bibir yang dipoutkan dan hati yang setengah dongkol. Haechan duduk di depan meja kerjanya dengan mata yang terfokus pada layar komputer yang menyala terang di depannya. Kini jari-jarinya tengah sibuk menari di atas keyboard yang tersusun rapi karena setia menempel di sana.

"Kau kenapa?" tanya Johnny yang berbeda di dekatnya, sedari tadi dia merasakan hawa-hawa yang tidak enak di sekeliling dirinya. "Kau sudah sembuh? Kenapa tidak beristirahat di rumah saja?"

Haechan menghentikan gerakannya.

"Hyung, apa sifat Mark memang seperti itu?"

"Seperti apa maksudmu?"

"Maksudku, dia selalu marah akan sesuatu yang tidak jelas. Arrggghh___aku dibuat frustasi dengannya, dia selalu mengeluh akan banyak hal yang berbeda disekitarnya."

Johnny terkekeh.

"Kenapa kau tertawa hyung? Aku serius." Haechan menyandarkan dirinya pada kursi yang didudukinya.

"Sebenarnya dulu sewaktu kecil dia tidak seperti itu, kau tahu. Sebenarnya hyung awalnya adalah sekertaris pribadi ayah Mark, namun setelah Mark ditugaskan sebagai CEO di sini, tugas hyung kini menjadi sekertarisnya."

"Benarkah? Lalu seperti apa Mark dulu?"

"Dia anak yang periang dan murah senyum, dia adalah kebanggaan bagi ayah dan ibunya. Tapi semakin dia beranjak dewasa, ayahnya menuntut dia sangat banyak, di belajar dan ditempa begitu keras. Hatinya semakin hacur kala dia mengetahui Ny.Jung berselingkuh dengan seorang laki-laki. Dan dia adalah seorang manusia." cerita Johnny dengan tetap berfokus pada pekerjaannya. "Mulai saat itu dia menjadi manusia sedingin sekarang. Tapi hyung yakin, sebentar lagi dia akan berubah. Dilihat dari dia selalu memperhatikanmu, walaupun caranya sangat tidak menyenangkan. Hyung sendiri sangat kesal dengannya."

"Darimana kau yakin hyung?"

"Tentu saja, karena kau adalah mate nya. Dia tidak pernah mengizinkan siapapun untuk tinggal di rumahnya, sebenarnya rasa Mark padamu itu sudah ada bahkan sebelum kalian bertemu. Karena ini adalah takdir, tapi Mark menyangkal semuanya, dia dan sikap arogannya. Karena dia tidak ingin dicap rendahan karena memiliki mate seorang manusia."

Haechan menatap kosong layar komputernya.

"Apa manusia semenjijikkan itu? Aku tahu hyung jika manusia itu sangat lemah. Terutama yang berkaitan dengan perasaan."

"Justru itu kelebihan manusia Haechan, perasaan manusia itu kuat. Jika perasaan yang didapatkan positif, itu akan menjadi sebuah kekuatan. Percaya pada hyung. Bahkan kau tidak mengungkapkan rahasia tentang Mark yang seorang orc pada khalayak umum."

Haechan kali ini memandang wajah Johnny yang masih tampak serius.

"Lalu hyung ini apa? Orc atau manusia? Aku belum mengetahui identitas hyung sebenarnya."

Johnny mengetikan gerakkannya, kursinya dia putar menghadap ke arah Haechan.

Jari telunjuknya dia tempel di bibir miliknya.

"Itu rahasia, kau boleh menganggap hyung seperti manusia atau orc yang sangat menggemaskan."

Haechan memutar matanya malas.

"Menggemaskan? Lihatlah ototmu itu hyung."

Haechan kembali melanjutkan pekerjaannya, ia bergidik ngeri kala membayangkan jika Johnny menjadi makhluk orc yang menggemaskan dengan tubuh dan otot-otot yang sangat jantan.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[08] Wolf Demon and HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang