WALAU sang anak anjing mengamuk saat Haechan mengangkatnya, tapi ia tetap saja membawanya untuk ikut ke dalam apartemen kecil sewaannya. Bahkan ia lupa dengan tujuan awalnya untuk pergi membeli makan malam hanya karena melihat anak anjing yang beringsut seperti meminta pertolongan. Itu membuat ada rasa iba yang terbersit dalam benaknya, terlebih lagi mungkin sang anak anjing sudah kedinginan karena terlalu lama berada di luar terkena hujan.
Dimasukkan tubuh sang anak anjing ke dalam bathtub yang sudah terisi dengan air hangat. Dengan hati-hati Haechan memandikan sang anak anjing menggunakan sampo yang biasa ia gunakan, ternyata cukup jinak juga. Atau sang anak anjing hanya butuh tempat untuk berlindung serta berteduh, mungkin karena dia juga dalam keadaan lapar, maka dari itu si anak anjing sedikit memberontak. Pikir Haechan tanpa ada rasa curiga sama sekali.
"Aku akan mengambil handuk, tunggulah sebentar."
Haechan berdiri dan keluar dari dalam kamar mandi meninggalkan si anak anjing bermain dengan air untuk mengambil handuk kecil yang di simpannya di dalam lemari.
Tidak lama hingga ia kembali lagi, masuk ke dalam kamar mandi untuk mengecek keadaan sang anak anjing yang sedang berendam. Namun siapa sangka, yang dilihatnya kini bukanlah seekor anak anjing, melainkan sosok laki-laki dewasa yang kini tengah membelakangi dirinya, dan catat. Laki-laki asing itu tidak menggunakan pakaian sama sekali.
"Siapa kau?! Dasar laki-laki mesum!"
Haechan spontan melempar handuk kecil yang dibawanya, tapi laki-laki itu dengan cepat menangkapnya tanpa harus melihat kemana arah handuk itu akan terlempar.
Sang laki-laki mengerenyit, ia memutar tubuhnya menghadap Haechan yang kini sudah siaga memegang satu buah pembersih toilet di genggamannya dan ditodongkan ke arahnya.
"Kau yang siapa?" tanya sang laki-laki.
Haechan seketika diam sebentar, wajah sang laki-laki tidak asing menurutnya. Ia terus saja menatap wajah itu tanpa berkedip, sampai satu nama terlintas di dalam kepalanya.
"Tunggu dulu, aku seperti pernah melihat wajahmu itu. Apa kau____Mark Jung! Astaga! Benar! Kau adalah Mark Jung. Kau ini si pengusaha muda yang sangat sukses bukan? Lalu untuk apa kau masuk ke dalam rumahku? Aku tidak tahu kalau kau adalah laki-laki mesum dan hidung belang!" Haechan memundurkan langkahnya, dia sedikit takut sekarang karena melihat sosok yang sangat terkenal masuk ke dalam rumahnya dengan kondisi telanjang bulat.
"Awas, kau harus hati-hati dalam mengambil langkah."
"Apa maksud___eh?!"
BRUKKK
BRAKKK
Tubuh Haechan jatuh ke sisi luar kamar mandi dan kepalanya terbentur lantai, dia tidak sengaja menginjak sabun batang yang diletakkannya di atas lantai kamar mandi, dan sekarang dirinya tidak sadarkan diri. Mark memperingati dirinya, namun Haechan salah tangkap arti dari kalimat yang diutarakan oleh Mark.
Mark menghela nafas panjang, ia keringkan tubuhnya yang basah menggunakan handuk yang dipegangnya.
"Hahh___dasar manusia yang sangat merepotkan. Untuk apa kau membawaku ke dalam rumahmu? Itu membuang-buang waktuku saja."
Mark melempar handuk itu dan hendak pergi dari dalam kediaman Haechan, namun anehnya, langkahnya terhenti ketika hidungnya mencium aroma yang cukup menyengat, aroma yang tidak pernah ia cium sebelumnya, dan itu membuat sekujur tubuhnya terasa terbakar. Matanya berubah warna menjadi keemasan, ekor matanya langsung melirik ke tubuh Haechan yang masih tergeletak di atas lantai.
"Jangan katakan? Siapa sebenarnya manusia ini?"
Dengan mempercayakan nalurinya, tubuh Mark bergerak untuk mengangkat dan memindahkan tubuh Haechan ke tempat yang nyaman. Lebih tepatnya, agar Haechan aman dari sesuatu yang bisa membahayakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[08] Wolf Demon and Human
Fanfiction[COMPLETED] [Supranatural] [Fantasy Modern] Mark tidak menyangka, jika dia ingin menjadi raja diantara orc dia harus menikah dengan mate nya. Para tetua terus saja mendesaknya, terutama sang ayah yang merupakan raja sebelumnya dari para orc. Sedangk...