🍎🍎🍎
"Hai! Kau! Kemari!" seseorang memanggil Haechan dari kejauhan, laki-laki manis dengan rambut berwarna pink melambai pada Haechan. Dia berada di depan salah satu store produk kecantikan yang cukup terkenal.
"Aku? Ada apa? Ada yang bisa aku bantu?" Haechan mendekat dengan pertanyaan pada sang laki-laki manis, hanya untuk memastikan jika bukan dirinya yang dipanggil.
Sang laki-laki tersenyum dengan kedua tangan yang disatukan, diraihnya telapak tangan Haechan dan ditepuk pelan dengan senyum yang semakin melebar.
"Ya kamu. Kami baru saja sedang menemukan produk baru dan kami butuh seseorang untuk mempromosikannya, aku lihat kau sangat cocok menjadi model kami. Ini adalah produk kesehatan yang sangat bagu." tawarnya
"Aku? Maaf aku bukan seorang artis atau siapapun, aku tidak bisa." Haechan menarik tangannya dari sang laki-laki manis.
"Ayolah, ini sangat bagus. Kau akan dibayar nantinya, tenang saja. Kau itu manis dan unik, aku sangat menyukainya. Hanya sebentar, bayarannya cukup lumayan. Apa kau tidak mau?"
Haechan diam sebentar untuk berfikir, ini sangat kebetulan sekali. Dia juga memerlukan uang untuk saat ini, jadi tidak apa bukan. Lagipula ini hanya sebentar dan bukan pekerjaan tetap.
"Baiklah aku akan melakukannya."
Sang laki-laki manis tersenyum.
"Bagus! Sekarang yang perlu aku lakukan hanyalah mengambil sempel darahmu, hanya sedikit. Inti untuk mengetahui apa kau memiliki alergi atau tidak terhadap produk kami."
Haechan kembali mengangguk.
"Oke."
°°°
Haechan menuruni tangga rumah Mark untuk pergi ke lantai satu tentunya. Ini sudah pagi dan ia sudah membersihkan tubuhnya tadi setelah bangun, kepalanya dilemaskan, ia mengusap tengkuknya yang masih terasa sedikit nyeri akibat gigitan yang diberikan oleh Mark tadi malam, Haechan masih tidak tahu alasan kenapa Mark menggigitnya. Tubuhnya juga benar-benar terasa pegal, padahal dia tidur di atas kasur yang sangat empuk dan mahal.
Di bawah sana, tepatnya di ruang makan. Mark sudah menyelesaikan sarapannya untuk pagi ini, dia sudah rapi dengan jas dan tas yang berbeda di kursi lain.
"Tidurmu cukup pulas juga ternyata." ucap Mark dengan tangan menaruh cangkir kopi di atas meja.
"Hmmm___seperti itulah." Haechan melirik ke arah seorang pelayan yang tadi malam tidak pernah Haechan lihat.
"Dia maid yang bekerja di sini, namanya bibi Dasom."
Haechan mengangguk paham. Dia hanya heran, kenapa tadi malam bibi Dasom tidak terlihat di manapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[08] Wolf Demon and Human
Fanfic[COMPLETED] [Supranatural] [Fantasy Modern] Mark tidak menyangka, jika dia ingin menjadi raja diantara orc dia harus menikah dengan mate nya. Para tetua terus saja mendesaknya, terutama sang ayah yang merupakan raja sebelumnya dari para orc. Sedangk...