🍎Bab••15

11.5K 1.2K 39
                                    

SEORANG laki-laki mnais dengan rambut berwarna merah muda memasuki sebuah gedung yang terdapat di pinggir kota, tersembunyi dan sangat jauh dari perkotaan dan jalan utama. Senyumannya tidak lepas dari bibirnya yang tipis berwarna kemerahan, dia menyapa setiap staff yang bekerja di sana. Berjalan santai seolah gedung itu adalah miliknya.

Di sebuah ruangan dia berhenti. Berdehem sebelum mengetuk pintu itu dengan anggun, ketukan pintu mendapatkan sahutan dari dalam. Menyebutkan 'silahkan masuk' untuknya.

"Jungwoo hyung!" teriaknya saat memasuki ruangan, dia berlari kecil dan langsung memeluk laki-laki tinggi yang sedang mencatat sesuatu di kursi miliknya.

"Tuan New!" ucapnya dengan nada terkejut, dia tidak tahu jika yang datang menghampirinya adalah New, "tuan, astaga tolong lepaskan."

New bersungut.

"Hyung kenapa? Astaga, aku sangat merindukanmu. Apa itu tidak boleh?"

"Tidak boleh, itu sangat tidak nyaman. Kau adalah seorang yang terpandang, tidak pantas jika kau memeluk seorang pegawai biasa sepertiku. Jadi tuan sekarang lepaskan."

New berdecak tidak suka, dengan terpaksa dia melepaskan tangannya yang melingkar pada leher Jungwoo, tapi itu tidak lama. Dia kembali dengan senyum cerahnya, sedikit melompat dan duduk di meja kerja milik laki-laki tinggi dengan surai jingga membuat dia tampak segar dan mania dalam waktu yang bersamaan.

"Untuk apa tuan kemari? Kenapa tidak menghubungiku terlebih dahulu, biasanya tuan akan mengirim pesan atau sekedar menghubungiku untuk memberitahu ku jika tuan datang berkunjung."

New menyilangkan tangannya di depan dada, dia menggeleng dengan bibir yang sedikit menggerutu.

"Jungwoo hyung, sudah berapa kali aku katakan jangan memanggilku dengan sebutan tuan, aku tidak suka. Hyung tahu sendiri, aku sangat menyayangimu, aku sudah menganggap hyung seperti saudara. Apa semua ini karena ulah tuan Jung? Kau tidak perlu takut."

Jungwoo menghela nafas, dia tegakkan duduknya dan kali ini menatap New yang duduk lebih tinggi darinya, satu tangan memangku pipi bulatnya, dia memberikan New sebuah tatapan yang memicing dan cukup tajam. Tapi laki-laki berambut merah muda tidak takut sama sekali, dia tahu karena Jungwoo adalah orang yang sangatlah baik pada dirinya.

"Baiklah, New. Sekarang hyung bertanya, untuk apa kau kemari hari ini?"

New tertawa dengan tepukkan kecil dikedua tangannya. "Aku kemari untuk menayangkan hal itu hyung, kau pasti tahu. Aku yakin hyung pasti sudah mengekstraknya bukan? Aku tidak sabar."

Jungwoo mengangguk paham.

"Tentang itu? Ya hyung sudah menyelesaikan dua hari lalu, yang harus kita lakukan sekarang adalah mengecek kondisi tubuhmu. Baru hyung bisa yakin untuk menyuntikannya pada tubuhmu, sekarang bersiaplah."

Jungwoo berdiri, menyiapkan dirinya untuk mengecek kondisi laki-laki manis yang berbeda di depannya. New bersorak gembira, dia kembali memeluk tubuh Jungwoo.

"Hyung yang terbaik!"

Haechan menggenggam tangannya erat, sekujur tubuhnya terasa dingin karena masih diguyur hujan. Dia melirik ke arah Eric yang berbeda di sebelah kanannya, dan melirik bergantian ke arah kiri dimana Mark tengah berdiri dengan tatapannya yang masih tajam, seolah menusuk hingga tubuhnya terasa berlubang.

Untuk saat ini dia tidak ingin berada di dekat Mark, terlalu ceroboh jika harus ikut dengan Mark dalam keadaan emosi yang meluap, bisa saja Haechan akan kena imbasnya. Dia tidak akan tahu apa yang akan dilakukan kali ini pada dirinya, dalam hatinya dia ingin ikut dengan Eric.

[08] Wolf Demon and HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang