🍎Bab••14

11.1K 1.2K 100
                                    

CUACA masih terasa dingin karena habis hujan tadi malam, Haechan mengeratkan mantel dan syal yang dia kenakan. Akhir pekan dan Haechan membawa dirinya pada tepian sungai untuk menenangkan dirinya, membiarkan pikiran yang berada di otaknya terbawa oleh arus sungai yang didatanginya, suara air yang bergelombang membawa ketenangan bagi hatinya, perasaan dan tentunya pikiran.

Ia berjongkok, mendaratkan bokongnya pada rerumputan hijau yang sedikit terasa basah, tapi Haechan enggan untuk pergi dari sana, rasanya terlalu nyaman.

"Hahh___" Haechan menghembuskan nafas panjang, ingatannya kembali pada hari kemarin. Dimana Mark dapat bertindak manis dan pahit di dalam satu hari. Dia masih tidak bisa mengetahui apa isi hati dan otak dari seorang bernama Mark Jung.

Kadang dia diperlakukan istimewa, kadang sebaliknya. Seperti bujur yang dapat berputar kapanpun dia inginkan.

(flashback)
yesterday

Haechan terbangun dari tidurnya, menatap tubuhnya yang sudah terbalut piama. Makanan sudah dihidangkan di depan mata dengan aroma manis yang sungguh membuat perut Haechan meronta ingin diisi.

Gerakan itu perlahan, bangkit dari tempat tidur yang terasa begitu nyaman. Sedikit hangat karena penghangat ruangan yang menyala, Haechan terdiam sesaat. Saat dia menangkap sosok Mark yang berdiri di dekat tempat tidurnya, apakah Mark menunggnya semalam? Atau dia baru saja datang? Pikir Haechan dalam hati, wajah itu sangat dingin bak tembok es tak tertembus.

"Makanlah, dan minum vitaminmu. Aku akan mengawasinmu hingga makanan dan vitamin itu benar-benar habis. Jika kau masih merasa lemah, kau tidak perlu pergi ke kantor hari ini. Kau diamlah di rumah." Mark duduk di pinggir tempat tidur Haechan.

"Ah__tidak. Tidak usah, aku akan masuk Mark. Aku sudah baik." Haechan meraih makanan yang berada di dekatnya, tapi gerakannya terhenti kala Mark terlebih dahulu mengambilnya, "biar aku saja."

"Tidak usah, aku akan menyuapimu. Sekarang diamlah, jika kau ingin bekerja. Hematlah dalam mengeluarkan tenagamu." Mark menyuapi Haechan dengan tangan yang menggantung di udara, "buka mulutmu, atau kupaksa." ancam Mark seketika sang laki-laki manis itu membuka mulutnya dan mengunyah makanan yang diberikan.

"Terimakasih." ucapnya tulus.

(Kantor)

Haechan berjalan melewati beberapa ruang sebelum sampai ke dalam satu ruangan tempat tuan Moon bekerja, dia mengetuk pelan sebelum diizinkan masuk oleh sang pemilik ruamgan.

Baru saja Haechan masuk, dia sudah disambut dengan senyuman hangat dari tuan Moon, sang pemilik ruangan mempersilahkan Haechan untuk duduk di kursi yang berbeda di depan mejanya.

"Ada apa, Haechan? Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya tuan Moon dengan melirik nametag yang mengalung di leher Haechan.

Haechan mengangguk dan menggeleng.

"Maaf sebelumnya tuan Moon, sebenarnya saya kemari bukan untuk menanyakan soal pekerjaan. Ini tentang payung yang tuan tawarkan padaku kemarin, maaf. Aku tidak sengaja menghilangkannya. Tolong jangan marah." Haechan menunduk, memainkan ujung jas nya di bawah sana.

Taeil terkekeh.

"Astaga, aku kira apa. Jika tentang payung itu, tidak apa-apa. Aku tidak mempermasalahkan hilang atau tidak. Aku bisa membelinya lagi, lagipula istriku Doyoung tidak menanyakan perihal payung tersebut."

Haechan mengangkat wajahnya dengan mata berbinar, perasaannya sekarang sudah lega. Tuan Moon benar-benar baik, beruntung sekali istrinya. "Andai aku bisa bertemu dengan orang yang seperti tuan Moon." ucapnya dalam hati.

[08] Wolf Demon and HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang