🍎Bab••12

13K 1.3K 144
                                    

LANGKAH Haechan terhenti ketika didengarnya suara pintu ruangan yang berada di belakangnya terbuka dengan suara yang memanggil namanya, tas yang dibawanya diturunkan, tubuhnya diputar untuk menghadap ke belakang. Dan tentu saja, orang yang memanggilnya tersebut adalah sang boss kantor, siapa lagi jika bukan. Mark Jung, dengan tatapan sedingin biasanya dan aura penguasa yang dimiliknya membuat suasana di sana sedikit terasa dingin.

Sekarang apa lagi? Pikir Haechan. Sekarang Haechan sudah kelaparan dengan tenaga yang sudah terkuras pula. Ia ingin untuk segera pergi makan siang namun Mark menghentikan dirinya, apakah kali ini Mark akan menghancurkan rencana makan siangnya, entahlah. Haechan hanya bisa menghela nafas sangat panjang dengan bahu yang terkulai lemah.

"Mau kemana?" tanyanya dengan suara ketus.

Haechan memutar bola matanya lelah, bibirnya cemberut seperti anak bebek.

"Maaf Mark, kau tidak lihat jam berapa sekarang? Tentu saja untuk pergi makan siang. Dan sekarang? Ayolah Mark, jangan memotong jam makan siangku. Aku sudah kelaparan setengah mati, kau memberikanku terlalu banyak pekerjaan. Astaga, dokumen-dokumen itu membuatku sakit kepala. Apa yang kau butuhkan?" tanya Haechan kembali menatap Mark yang masih berdiri diambang pintu tentunya, satu tangan dia masukkan di dalam celana kain yang diseterika sangat rapi.

"Masuk ke dalam." perintahnya masih dengan tatapan tajam ke arah Haechan.

Mendapatkan tatapan yang tajam Haechan bergidik ngeri, bulu kuduknya berdiri dan angin dingin seketika berhembus di belakang lehernya. Dengan terpaksa Haechan masuk ke dalam ruangan Mark, dia berdoa dan mengumpat di dalam hati secara bersamaan. Semoga saja Mark tidak akan berbuat macam-macam padanya, mengingat sikap Mark yang akhir-akhir ini tidak dapat diprediksinya.

Langkah Haechan terhenti ketika melihat Mark yang duduk di atas sofa panjang yang berbeda di dalam ruangan, Mark tidak duduk di atas kursi kebanggaannya. Haechan diam tidak harus berbuat apa sebelum akhirnya satu perintah lagi keluar dari mulut seorang Mark.

"Duduk di sini, kau ingin makan siang bukan? Aku tadi memesan sushi dan ternyata yang datang terlalu banyak. Aku tidak bisa menghabiskannya, berhubung kau ada di sini. Jadi kau ikut makan, dan harus kau habiskan?"

Mata Haechan seketika berbinar.

"Sungguh? Wah itu pasti mahal, kau tidak bercanda bukan?" Haechan berjalan cepat dan langsung duduk tepat di ruang kosong di dekat Mark tentunya, matanya semakin melebar, mulut Haechan menganga ketika di depannya diperlihatkan pemandangan yang cukup memanjakan mata dan tentunya memanjakan perutnya, Haechan jadi tidak sabar.

Mark tersenyum kecil.

"Lihatlah, baru saja kau cemberut dan sekarang kau seperti anjing kelaparan. Aku yakin kau tidak pernah menyentuh makanan mewah seperti ini."

Haechan memalingkan wajahnya menghadap Mark.

"Apa? Tentu saja aku pernah memakan sushi, pernah sesekali jika aku ingin."

Mark tertawa seperti meremehkan.

"Pasti kau membeli sushi yang terdapat di kedai-kedai kecil. Sushi yang kau makan sangat kalah jauh dengan sushi yang akan kau makan sekarang."

"Terserah, aku lapar dan aku akan makan sekarang. Bukankah kau tidak ingin membuang-buang makanan?" Haechan berucap tanpa melihat ke arah Mark, dia mengambil satu buah sumpit dan merobek bungkusnya. Dia sudah sangat lapar, jam makan siang juga semakin menipis. Jadi Haechan tidak ingin membuang-buang waktu lagi. "Selamat makan!"

Haechan segera mengambil salah satu yang berada di dalam kotak yang terlihat cukup mahal, memang benar ini kualitas yang sangat tinggi. "Mmmph!!!!" dalam kunyahannya Haechan bersorak kegirangan, benar-benar memanjakan lidahnya.

[08] Wolf Demon and HumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang