"Lebih baik menggunakan kemampuan sendiri dibanding dengan menyontek dengan nilai yang menjadi taruhannya."
- Human Parasite -
***
Anindihita melihat jadwal pelajaran di dinding kamarnya untuk di bawa ke sekolah, sebelum memasukkannya, Anindihita melihat satu per satu apakah ada tugas di dalam buku miliknya.
"Aduh, matematika ada tugas lagi," Anindihita meringis melihat buku tugasnya yang masih kosong belum terisi satu pun hanya ada lembar soal.
"Oya, gue nyontek sama Tarie aja," gumamnya lalu melanjutkan menyusun buku ke dalam tas.
***
Anindihita menaiki angkutan umum untuk sampai di SMA Lazuardi. Setelah menginjakkan kakinya di depan gerbang, Anindihita langsung berlari menuju kelasnya. Tak peduli dengan siswa-siswa di sekitarnya yang melihatnya dengan keheranan.
"Huh ... hah ... dikit lagi sampai."
Anindihita menaiki tangga terakhir dengn sekuat tenaga, lututnya terasa sakit, akibat anak tangga yang banyak.
Anindihita langsung mendaratkan dirinya di atas tempat duduk yang biasanya ia tempati. Anindihita menarik dan membuang napasnya beberapa kali.
Setelah di rasa cukup, Anindita pun membuka suaranya, "Tarie, gue boleh pinjam tugas matematika lo enggak? Gue belum ngerjain soalnya enggak paham."
Tarie merogoh tasnya dan menyerahkan buku yang diminta oleh Anindihita, "Nih."
"Makasih Tarie, gue catat dulu sebelum bel masuk." Anindihita tersenyum ke arah Tarie.
Pembelajaran pun dimulai tepat pada pukul 07.30 WIB. Jam pertama dihiasi oleh pelajaran Matematika yang dibimbing oleh Pak Rodi.
"Sekretaris di kelas ini Nita bukan?" tanya pak Rodi pada seisi kelas.
"Iya Pak."
"Bisa maju ke depan? Bisa bantu bapak menuliskan rumus?"
Nita menganggukkan kepalanya dan mengambil kertas yang diberikan pak Rodi kepadanya.
"Kok enggak bisa ya?" Anindihita memutar tutup pulpen standar dan terlihat tinta pulpen itu sudah kandas.
"Ya ampun," Anindihita menepuk dahinya, karena masih banyak catatan yang harus ia tulis.
Anindihita menepuk lengan Tarie, "Hm?"
"Tarie, lo ada pulpen lagi enggak? Pulpen gue habis," keluhnya meminta pertolongan.
Tarie mengambil pulpen yang ada di tempat pensilnya dan memberikan ke Anindihita.
"Makasih ya."
"Iya."
"Pak, saya izin ke toilet ya," Rine mengangkat tangannya.
"Silakan."
Lima menit kemudian, Rine baru kembali ke kelas. "Rie, ada tisu enggak?" bisik Rine hampir tak terdengar.
Tarie menunduk mengambil tisu di dalam tas dan memberikan satu lembar tisu kepada Rine.
"Satu lagi boleh enggak?"
Rine memberikannya lagi.
"Makasih Tarie."
Suara yang dinantikan oleh semua siswa mulai terdengar.
"Baik, sampai di sini dulu ya. Minggu depan kita lanjutkan," Pak Rodi mengakhiri pembelajaran.
Cacing yang ada di dalam perut sudah meronta-ronta meminta diberi makanan untuk dikunyah dan sasarannya adalah kantin sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Teen FictionAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...