"Tidak usah peduli dengan cibiran orang lain, tapi kita juga harus sadar akan perilaku kita hingga mengundang cibiran orang."
- Human Parasite -
***
"Iya, enggak apa-apa. Makasih doanya," balas Anindihita.
"Ada hal lain yang mau lo bicarain?" tanya Bagaskara yang ingin kembali ke kelas.
Anindihita menggeleng, "Enggak ada."
"Gue balik duluan ya," pamit Bagaskara yang perahan menghilang dari hadapan Anindihita.
Di dalam benak Anindihita, ia harus bisa menjual majalah lebih banyak dari biasanya agar uang yang didapatkan juga sebanding untuk membayar uang sekolahnya.
"Anindihita pasti busa, enggak boleh ngeluh, lakuin yang terbaik," ujarnya menyemangati.
Sepulang sekolah, Anindihita langsung mampir ke ruko Pak Ari untuk mengambil majalah untuk dijualnya.
"Pak, saya ambil dua puluh ya," Anindihita izin sebelum mengambil majalah yang terletak di meja.
"Banyak sekali, tumben," tanya Pak Ari sebab Anindihita tak pernah mengambil sebanyak itu.
"Iya Pak, lagi butuh uang. Jadi, saya mau jual lebih banyak," jelas Anindihita yang tersenyum kecil.
"Baiklah, hati-hati."
Anindihita manggut-manggut dan pamit untuk berjualan.
Dengan penuh semangat dan peluh yang bercucuran, karena berjualan di bawah terik matahari yang begitu terasa di atas kepala.
Ia ke sana kemari menawarkan pada orang-orang yang melewati dirinya.
"Mas, mau beli majalahnya?" tawar Anindihita.
"Enggak, saya sudah punya banyak," tolaknya.
"Ah iya, enggak apa-apa, Mas," balas Anindihita dengan tersenyum.
"Pak, Bu, Kak, Mba, saya jual majalah ini edisi terbaru dan lengkap banget isinya ada macam-macam." Anindihita menguatkan suaranya agar pembeli tahu yang ia jual adalah majalah.
"Berapa Dek?" tanya ibu-ibu yang tertarik terhadap majalah Anindihita.
"Sepuluh ribu saja, Bu," jawab Anindihita.
"Kemahalan, Dek. Bisa kurang?" ibu-ibu menawar meminta harga yang lebih murah.
"Enggak bisa, Bu. Itu sudah harga standarnya," Anindihita menjelaskan bahwa harga majalah yang dijualnya sudah terbilang cukup murah.
"Enggak jadi kalau gitu, Dek. Di sana batu tujuh ribu," ibu itu tak menerima dan tidak jadi membeli majalah yang dijual oleh Anindihita.
Anindihita menggaruk tengkuknya, kalau ia menerima tawaran dari ibu tadi, pendapatan yang ia dapatkan akan sedikit, setelah itu akan dibagi sebagian keuntungannya untuk pak Ari.
"Masih bisa cari pelanggan lain, pasti ada gantinya."
***
"Eh kalian pada bawa bahan buat praktek fisika 'kan?" tanya Kelvin.
"Bawa kok."
"Bagi dong, gue lupa bawa," pinta Kelvin seenaknya meminta bahan yang sudah dibawa murid lain.
"Enggak bisa, kalau nanti kurang gimana? Mau ganti? Nanti diamrahin, enggak-enggak," tolak salah satu murid dengan rambut berkepang dua.
"Tadi Lo bilang apa, Vin?" tanya Anindihita memastikan telinganya tak salah mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Roman pour AdolescentsAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...