2. Tak Pernah Terbayang

13 3 5
                                    

"Lebih baik berjuang sendiri dari pada harus meminjam dari orang lain."

- Human Parasite -

***

Suara itu tak asing di telinga Anindihita dan juga teman-teman sekelasnya. Dengan gerakan perlahan, Anindihita menoleh ke arah sumber suara. Ya, Miss Winda memergoki Anindihita sedang menyontek.

Tatapan tajam Anindihita dapatkan dari seisi kelas yang seakan menyalahkannya akibat sikap cerobohnya yang tidak hati-hati untuk membuka contekan miliknya

"Kamu maju ke depan dan bawa kertas serta contekkan kamu itu, sekarang!" Tatapan dan ekspresi Miss Winda berubah tampak seperti monster yang siap menyerang mangsanya..

Dengan tangan yang gemetaran dan juga gugup Anindihita maju menghadap Miss Winda.

"Saya tadi 'kan sudah bilang, kalau ketahuan nyontek nilai akan nol dan kertas kamu itu akan saya tarik," ujar Miss Winda mengingatkan perkataannya beberapa menit lalu.

Anindihita hanya menunduk, kedua tangannya saling meremas untuk meredakan ketakutan serta kegugupan dirinya.

"Kamu dapat contekkan dari siapa?" tanya Miss Winda menyisir seisi kelas menari dalang contekkan yang didapat Anindihita.

"Jawab! Atau kamu saya keluarkan dari kelas saya dan tidak bolehnya masuk saat jam pelajaran saya!" bentak Miss Winda dengan menggebrak meja yang ada di sampingnya.

Anindihita masih tetap diam, bibirnya seolah terkunci rapat untuk mengatakan sepatah kata pun.

"Kalau gue bilang nanti Tarie yang kena imbasnya juga. Dia 'kan enggak tahu apa-apa. Ini semua karena gue yang minta," Anindihita sedang bernegosiasi dengan hati dan pikirannya agar masalah yang terjadi tidak akan panjang.

"Eng -nggak ada Miss, ini bukan contekkan. Ta-tadi saya nemu kertas di bawah, mau saya buang cuma karena takutnya penting, jadinya saya buka," jawab Anindihita sedikit terbata-bata.

"Coba mana, saya mau lihat. Bisa saja kamu bohong 'kan?" Miss Winda mengangkat tangannya meminta kertas contekkan Anindihita.

"Be-beneran Miss, ini mau saya buang kok." Anindihita berjalan menuju tempat sampah dan membuang kertas contekkan itu.

"Kamu enggak sopan ya, saya minta baik-baik, kok malah kami biang? Berarti kamu bohong 'kan? Kalau kamu enggak bohong pasti enggak gagap gitu jawab pertanyaan saya," Miss Winda menohok Anindihita dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan dirinya.

Anindihita menarik napasnya untuk menahan ketakutannya dan mengembuskan napasnya sebelum kembali menjawab, "Enggak Miss, saya cuma takut karena Miss lagi emosi."

Miss Winda terdiam sejenak, Anindihita makin gugup, ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Miss Winda saat ini.

"Kalau begitu, kamu saya kasih soal yang berbeda dan kamu jawab sekarang juga di hadapan saya, bagaimana? Untuk membuktikan bahwa kamu memang tidak menyontek," Penawaran yang membuat Anindihita meringis, karena kecerobohannya membuat dirinya terancam di mata pelajaran bahasa Inggris.

"Baik Miss," Hanya dua kata yang keluar dari bibir Anindihita, ia tak bisa melakukan apa pun kecuali mengiyakan penawaran sang guru.

Tepat pada bel pulang sekolah, Anindihita menuju ruang guru untuk menemui Miss Winda.

"Siang Miss," sapa ya saat memasuki kantor guru.

"Silkan siapkan kertas kamu, saya enggak punya banyak waktu," ucap Miss Winda dengan dingin.

Human Parasite✅ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang