"Menjauhi seseorang bukan berarti harus menjatuhkannya."
- Human Parasite -
***
Anindihita tengah menghitung uang hasil berjualan majalah yang sudah mencapai lima puluh ribu rupiah.
"Syukurlah, enggak apa-apa lama-lama pasti akan bertambah."
Anindihita menyimpan uangnya di dam toples yang diletakkan pada meja belajarnya.
Brak!
Anindihita langsung berdiri, ia tersentak. Pintu kamarnya dibuka dengan hantaman yang begitu keras.
Tatapan Parto langsung terfokus pada toples yang berisi uang yang baru saja diletakkan oleh Anindihita.
"Itu uang kamu? Katanya enggak punya uang, berani bohong sama Ayah ya!" teriak Parto yang merasa dibohongi oleh Anindihita.
"Enggak Yah. Itu baru saja Anin dapat," jelas Anindihita.
Parto berjalan ke meja belajar Anindihita dan mengambil toples itu.
"Ayah, mau ngapain?" tanya Anindihita.
Parto tak menjawab pertanyaan Anindihita, ia mengambil semua uang yang disimpan di dalam toples tersebut.
"Ayah, jangan!" Parto tak memiliki hak untuk mengambil uang hasil kerjanya.
Uang itu akan digunakan untuk membantu Juni membayar kost tempat mereka tinggal.
"Ayah, balikin uang Anindihita," Anindihita memohon agar Parto mengembalikan uang yang telah diambilnya.
"Ayah butuh uang ini, kamu butuh ayah kasih. Massa giliran Ayah butuh, enggak boleh?"
Anindihita terdiam tak tahu harus berkata apa.
"Tapi, itu uangnya buat bayar kost, Yah," terang Anindihita memperjelas.
"Bisa dicari lagi 'kan?" Ya cari lagi," balas Parto enteng.
"Cari uang enggak gampang, Yah. Ayah kembaliin uang Anindihita ya?" Anindihita masih mencoba meminta secara baik-baik.
"Itu kamu tahu, jadi, uang ini Ayah pinjam dulu." Parto berlalu ke luar kamat Anindihita.
"Ayah." Anindihita mengejar Parto agar uangnya dikembalikan.
"Apa? Enggak boleh?" hardik Parto yang membuat keberanian Anindihita sedikit menciut.
"Enggak tahu diri punya anak kayak kami. Ayahnya lagi butuh, kok malah ngelarang," murka Parto yang merasa ia tak salah.
"Bukan gitu, Yah. Itu hasil kerja keras Anindihita buat bantu ibu sama ayah juga," jelas Anindihita untuk kesekian kalinya.
"Nanti kalau Anindihita sudah bisa bantu buat bayar kost, uangnya Anin kasih Ayah dari hasil kerja Anin," sambungnya.
"Awas kalau kamu bohong!"
"Enggak, Yah. Anindihita boleh minta uangnya?"
"Ayah sudah bilang pinjam uang kamu, masih juga diminta?!" marah Parto.
"Nih, ambil!" Parto melempar uang itu ke sembarang arah.
"Enggak guna!"
***
Angkutan umum yang biasa digunakan oleh Anindihita belum juga datang untuk mengangkut penumpang. Padahal, biasanya selalu tepat watu.
"Duh, tumben banget telat datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Fiksi RemajaAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...