"Tuhan memang sudah punya rencananya bagi umat-Nya, bisa mempertemukan dan memisahkan manusia begitu saja tanpa kita tahu kapan itu akan datang."
- Human Parasite -
***
Tarie sudah siap dengan seragam barunya tak lupa kacamata menghiasi wajahnya.
"Semoga semuanya baik-baik saja enggak aneh-aneh. I'm coming sekolah baru," ujar Tarie.
Tangannya mencomot sepotong roti yang sudah terisi selai dan memakannya dengan lahap.
"Mau dibawain bekal enggak?" Mona menawarkan Tarie untuk membawa bekal ke sekolah.
"Enggak usah, Ma. Entar Tarie sekalian jalan-jalan di kantin saja," jawab Tarie.
"Ya sudah, habisin sarapannya terus berangkat," pinta Mona yang melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
"Iya Ma."
Tak ada sedikit pun niat Tarie untuk memberi kabar kepada teman-temannya atau pun Anindihita. Ia ingin menenangkan diri di sekolah barunya.
Setibanya di sekolah, Tarie langsung menuju ruang kepala sekolah untuk diantarkan ke kelasnya.
Tarie mengetuk pintu terlebih dahulu, lalu berucap, Permisi, Pak."
"Akhirnya datang juga, ayo saya antarkan ke kelas," ujar pak Dedi sembari berdiri.
"Iya, Pak."
Keduanya berjalan di lorong menuju kelas yang akan ditempati oleh Tarie.
Tak lama, mereka sampai di sebuah ruang kelas yang nampak sangat berbeda dari sekolah Tarie sebelumnya."Permisi, Pak Budi. Ini siswa pindahan kemarin," ujar Pak Dedi setiba di depan kelas.
"Ah iya silakan masuk, nak," pinta pak Budi kepada Tarie. "dan perkenalkan diri kamu ya," lanjutnya.
"Baik, Pak."
"Hai teman-teman, perkenalkan saya Tarie, pindahan dari SMA Lazuardi, semoga bisa berteman baik." Tarie menarik sudut bibirnya hingga gigi putihnya terlhat.
"Yang ingin berkenalan dengan Tarie lebih dekat bisa berkenalan ketika jam istirahat ya," ujar pake Budi yang ingin melanjutkan pelajaran yang tertunda sejenak. "Tari, kamu bisa duduk di kursi kosong sebelah dan ya." tunjuk Pak Budi ke arah barisan nomor tiga.
***
Anindihita melihat jam yang tergantung di kelasnya menunjukkan pukul 07.20 WIB yang menandakan sepuluh menit lagi akan memulai kegiatan belajar di sekolah. Tetapi, hingga sekarang Anindihita tak melihat keberadaan Tarie di kelas. Bahkan tas milik Tarie juga tidak ada di mejanya.
"Apa Tarie terlambat? Tarie enggak pernah telat, sih," batin Anindihita.
Anindihita ingin menelepon Tarie secara langsung, namun kuota internet yang dimiliki Anindihita sudah habis sejak lama dan belum mengisinya kembali.
Dengan penuh keragu-raguan, Anindihita meminta bantuan kepada teman sekelasnya untuk meminta tolong menelepon Tarie agar Anindihita mengetahui kondisi Tarie yang sebenarnya.
"Permisi, gue boleh minta tolong enggak? Tolong lo teleponin Tarie soalnya kuota gue habis," ujar Anindihita ragu.
Sejak kejadian di kelas yang menjdi perbincangan, pertemanan antara Anindihita dan teman-teman sekelasnya menjadi renggang.
Sari melihat jam yang ada di ponselnya sudah menunjuk 07.23 WIB. Dengan berat hati, ia menyetujui untuk menelpon Tarie, karena waktu bel masuk semakin menipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Roman pour AdolescentsAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...