26. Terlambat

5 2 1
                                    

"Berpikirlah dahulu sebelum berbuat agar tidak menyesal di kemudian hari."

- Human Parasite -

***

Bus bergerak meninggalkan terminal pada pukul delapan malam. Anindihita dan Bu Nindi memilih pulang setelah mengantarkan Juni dan Parto.

"Anindihita, kalau butuh bantuan panggil Ibu saja ya," pinta Bu Nindi.

"Iya Bu, kalau Anindihita masih bisa lakuin pasti Anin lakuin sendiri," balas Anindihita.

Angkutan umum berhenti di depan rumah Anindihita.

"Jangan lupa kunci pintu ya."

"Iya, Bu. Saya duluan," pamit Anindihita dan turun dari angkutan umum.

"Setelah ini gue harus belajar mandiri, harus kuat enggak boleh cengeng," Anindihita menguatkan dirinya sendiri.

Ia membuka pintu rumahnya, suasana terasa berbeda. Tidak ada lagi canda tawa atau teriakan yang akan ia dengar di kemudian hari.  Ia kini benar-benar sendirian.

Kakinya berjalan perlahan sembari melihat foto-foto yang terpajang. Seketika bayangan masa lalu terputar jelas di dalam benaknya. Seperti ketika waktu ia masih kecil yang sibuk bermain hingga harus dimarahi oleh ibu karena tidak pulang untuk mandi.

"Ibu dan bapak pasti bahagia setelah ini. Anindihita akan tunggu kalian pulang."

Anindihita mengusap salah satu foto berisi ayah, ibu dan dirinya yang tampak bahagia dengan senyum yang tercetak jelas di bibir ketiganya, mengusapnya perlahan dan mengecupnya cukup lama.

***

Matahari yang masih malu-malu untuk memancarkan sinarnya menghiasi pagi yang begitu sejuk hingga membuat Anindihita masih terjaga dalam tidurnya.

Pukul tujuh lebih lima menit Anindihita baru terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan otot-ototnya terlebih dulu dan berolahraga kecil.

Tiba-tiba matanya terfokus pada jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh.

"Itu beneran? Kesiangan dong!" gerutu Anindihita.

Ia pun buru-buru menuju kamar mandi sambil terus mengumpati dirinya yang bangun terlalu lama.

"Sudah tahu enggak bisa bangun pagi, enggak ngasih alarm. Bagus memang."

"Mandi enggak ya?"

Anindihita bimbang jika ia mandi ia akan telat atau tidak, jalan yang ia pikirkan adalah menggunakan jari-jari tangannya untuk membantunya voting.

"Mandi, enggak, mandi, enggak."

Hal itu ia lakukan hingga kesepuluh jari tangannya.

"Enggak!" teriak Anindihita melihat hasil pada jati kelingkingnya.

"Oke, gosok gigi saja!"

Dengn gerakan cepat, Anindihita mengoleskan pasta gigi pada sikat gigi yang dipegangnya.

Dalam tiga menit, Anindihita hanya mencuci wajahnya agr tidak terlihat kantuk dan menggosok giginya.

"Ayo, buru," ujarnya memperingati diri agar lebih cepat.

Anindihita mengambil asal seragam serta rok yang tertata paling atas di lemari pakaian.

"Dasi gue, mana! Aih kenapa giliran kayak gini suka hilang," umpat Anindihita yang sedang mencari dasi di dalam kamar.

Human Parasite✅ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang