"Hanya pamit demi akhir yang baik."
- Human Parasite -
***
Juni memikirkan tawaran pekerjaan yang diberitahukan oleh Nindi baik-. Di benaknya, ia kasihan pada Anindihita yang harus tinggal sendiri tanpa ada yang menemaninya.
Tetapi, kepergiannya nanti akan membuat Anindihita bahagia dan tercukupi kehidupan dan finansial keluarganya.
Ketakutannya semakin kuat mengingat Anindihita adalah anak tunggal dari ia dan Parto. Tekadnya untuk mensejahterakan keluarga lebih tinggi.
"Yah, Ayah jadi mau kerja itu? Ibu sudah yakin akan ikut," tanya Juni pada Parto yang baru saja memasuki kamar.
Parto menghela napas pelan. "Demi uang yang banyak, ya sudah aku ikut. Malas juga tinggal bersama anak itu," balas Parto.
"Itu anak kamu, Mas," tegur Juni.
"Aku pinjam uang saja dia enggak ngasih, sedangkan aku selalu ngasih uang," protes Parto pada Juni.
"Anin bilang apa, Mas?" tanya Juni yang ingin kejelasan tentang cerita Parto.
"Uangnya buat bantu bayar kost, kata dia," jelas Parto.
"Kalau seperti itu ya bagus, kenapa malah dipinjam. Artinya dia memang berniat baik mau bantu kita, Mas," terang Juni agar suaminya tak salah sangka dengan Anindihita.
"Iya, tapi uang itu bisa dicari lagi," Paro tak mau argumennya kalah oleh siapapun.
"Mas, nyari uang sekarang itu susah. Enggak gampang, apalagi kerjanya jualan majalah yang belum psti pendapatannya," timpal Juni.
"Alah, dia saja yang malas cari uang," cemooh Parto.
"Ya sudah, nanti bilang Anindihita kalau kita mau pergi," ujar Juni yang lebih memilih mengalah pada suaminya.
***
Anindihita tengah menata baju miliknya ke dalam lemari. Juni memasuki kamar Anindihita berniat memberitahu tentang kepergian dirinya dan Parto.
"Anin," panggil Juni dari arah belakang.
Juni duduk di pinggir kasur milik Anindihita.
"Ibu ditawarin kerjaan sama bu Nindi untuk kerja di luar negri, gajinya lumayan untuk kehidupan dan keperluan kita. Rencananya ayah juga ikut, kamu enggak apa-apa kalau ditinggal sendiri?" jelas Juni tentang keinginannya bekerja di luar negri.
Anindihita yang mendengar cerita dari Juni pun menghentikan aktivitasnya, memilih duduk di samping sang Ibu.
"Ibu sudah yakin dengan keputusan yang Ibu ambil?" tanya Anindihita sembari menatap netra Juni intens.
Juni mengangguk. "Ibu yakin, Anin. Ini demi kamu dan juga keluarga kita," jelas Juni yakin akan keputusannya.
Juni menggenggam tangan Anindihita. "Kamu harus bisa mandiri, beres-beres rumah juga. Sudah enggak ada Ibu, jadi harus ngelakuin sendiri semuanya, ya," Juni memberi pesan kepada Anindihita.
"Tapi ... apa enggak terlalu cepat, Bu?" Anindihita masih tak rela, karena mendapat kabar yang secara tiba-tiba baginya.
"iya, memang terlalu cepat, Nak. Tapi, kalau ads kesempatan untuk memperbaiki kenapa harus disia-siakan?"
"Iya, Anin tahu. Rasanya cepat banget tiba-tiba ibu pamit mau kerja." Anindihita memeluk tubuh Juni dari samping.
Juni membalas pelukan sang anak. "Sudah, enggak usah sedih. Nanti kalau gajian Ibu akan kiirm ke Bu Nindi buat kasih ke kamu," tutur Juni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Roman pour AdolescentsAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...