"Bahagia akan hadir jika kita memilih untuk jalan terus tanpa harus melihat masa lalu."
- Human Parasite -
***
B
eberapa hari kemudian, Anindihita dan Bu Nindi juga telah memberikan bukti kepada kepolisan melalui pesan yang dikirimkan oleh pelaku. Polisi juga lebih mudah untuk menemukan sindikat penjual oragn dalam.
Sedangkan ayah dan ibu Anindihita sudah dimakamkan yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah kontrakan yang ditempati oleh Anindihita.
Anindihita yang kini tinggal sendiri, sering merasa kesepian. Tidak lagi hatinya diisi oleh pertengkaran orang tuanya atau pun tawa dan canda dari ketiganya.
"Miaw."
"Milo, makasih ya sudah nemenin aku di sini," guman Anindihita pada anak kucing berwarna hitam putih yang ditemukannya bersama Bagaskara.
Bu Nindi menjadi ibu sambung untuk Anindihita. Ia yang mengurus keperluan Anindihita. Bu Nindi tak keberatan untuk mengurus Anindihita menjadi anaknya. Karena, dirinya merasa punya tanggung jawab lebih ketika orang tuanya meninggalkan serta menebus kesalahannya. Anindihita tidak marah pada Bu Nindi, Bu Nindi hanya ingin dirinya tak dihantui oleh rasa bersalah yang telah dilakukannya untuk Parto dan Juni.
"Tarie, gue kangen sama lo." Ucapan itu keluar dari mulut Anindihita.
Sudah lama Anindihita tidak mendengar kabar Tarie. Bahkan keduanya tidak pernah saling mengirimkan pesan walaupun hanya sebatas kabar.
Ingin rasanya berbagi cerita lagi dengan Tarie, tapi itu sangat mustahil terjadi untuk saat ini.
Bagaskara? Orang yang selama ini tetap baik kepadanya meski ia sudah berkali-kali merepotkan Bagaskara. Bagaskara tetap berteman dengannya.
Anindihita masih tetap bekerja berjualan majalah. Ia tidak mau menerima uang pemberian Bu Nindi untuk membayar utang miliknya pada Bagaskara. Ia berkata ia akan melunasi semuanya dengan kerja keras dan keringatnya. Bu Nindi terlalu baik untuk dirinya, Anindihita tak mau merepotkannnya terlalu banyak. Ia juga ingin mandiri, bergantung pada seseorang membuatnya cukup dijauhi oleh Tarie dan teman-temannya. Anindihita hanya tidak mengulang hal yang sama.
"Apa hm? Ini sapu sana jangan ganggu dulu," ujat Anindihita pada Milo yang memainkan sapu yang sedang digenggamnya.
Tampaknya Milo salah menangkap maksud dari Anindihita. Ia berpikir bahwa Anindihita justru mengajaknya untuk bermain.
Milo mengejar sapu yang digunakan Anindihita. Mengajaknya untuk bermain. Milo berlari ke sana ke mari, Anindihita mengerakkannya seolah sapu adalah mainan yang begitu mudah untuk menarik anak kucing untuk bermain.
Milo adalah sumber kebahagiannya saat ini. Mungkin Milo memang dititipkan untuk Anindihita serta menemaninya untuk masa-masa yang akan datang dihadapi oleh Anindihita.
***
"Kok lo mau sih dekat sama Anindihita?" sahut Rine dari arah belakang.
Bagaskara dan teman-temannya sedang nongkrong di taman sekolah.
"Lo ada urusan apa datang ke sini?" jawab Bagaskara yang tak suka dan tak mengenal Rine.
"Hidup-hidup gue, gue yang ngejalanin. Kok mbanya sewot," lanjut Bagaskara.
Ucapan Bagaskara langsung membut Rine diam seperti kutu. Tetapi, Rine akan mencari akal terus untuk melawan ucapan Bagaskara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Parasite✅ (End)
Teen FictionAnindihita, remaja SMA yang terus-menerus bergantung pada teman sebangkunya. Tak ada rasa malu baginya Anindihita menghampiri Tarie, "Tarie, pinjem pr matematika lo dong." ujar Anindihita. "Nih." Tarie menyerahkan pr matematika miliknya. "Tarie, pi...