6. Pertengkaran

9 2 3
                                    

"Sepuluh kebaikan akan tertutupi oleh satu kesalahan seseorang."

- Human Parasite -

***

"Gue enggak mau lama-lama," jawab Tarie.

"Iya."

Anindihita dan Tarie menuju taman yang berada di lantai satu sekolah dengan letak sedikit jauh dari ruang kelas.

"Tarie, lo lagi kenapa? Kalau ada apa-apa lo boleh cerita kok sama gue," ujar Anindihita membuka pembicaraan.

"Gue? Enggak tuh enggak ada masalah apa-apa," sahut Tarie

"Kenapa akhir-akhir ini lo berubah? Enggak kyak Tarie yang gue kenal?" Anindihita melemparkan pertanyaan lagi.

"Gue berubah? Perasaan lo aja kayaknya. Gue aja ngerasa masih sama-sama saja kayak dulu," cibir Tarie.

Anindihita mencengkram bahu Tarie agar menghadap ke arahnya, sejak tadi Tarie hanya memandang ke arah sekitar taman tanpa bertatapan dengan Anindihita secara langsung.

"Apaan si," ringis Tarie yang tak terima.

"Awalnya gue kira tingkah lo itu biasa-biasa aja, tapi semakin lama gue sadar kalau lo beda. Sikap lo juga beda. Lo yang enggak pernah cuek dan dingin ke gue, sekarang malah sebaliknya. Lo yang baik sama gue dan sekarang itu sudah hilang. Gue ada salah ya sama lo?" jelas Anindihita arti dari mengajak Tarie untuk berbicara secara empat mata.

Tarie tertawa dengan tawa palsu yang ia tunjukkan kepada Anindihita.

"Belum sadar kalau lo ngelakuin kesalahan?" Tarie membalas ucapan Anindihita dengan pertanyaan yang akan memojokkan Anindihita.

"Apa?" tanya Anindihita dengan polosnya.

Tarie menghela napasnya kasar, memejamkan matanya seakan berpikir apa yang harus diutarakannya agar Anindihita bisa menjauh darinya.

"Pertama, lo sering minjam uang sama gue, kedua lo suka nyontek sama gue, ketiga, apa aja yang lo butuh selalu ke gue, yang paling salah sih minjam uang, karena belum tentu dibalikkin," jelas Tarie yang merasa tak bersalah mengucapkan Sem hal itu.

Anindihita melongo, tangannya menutup mulutnya merasa tak percaya. Perkataan seperti itu bisa meluncur bebas dari seorang Tarie, yang sudah dianggapnya seperti sahabat.

Dengan susah payah Anindihita menetralkan degup jantungnya, mencoba berpikir positif agar tak menimbulkan pertengkaran antara dirinya dan Tarie.

"Gue sudah bilang, kalau gue bakal ganti. Soal nyontek itu karena gue enggak ngerti. Karena lo yang gue punya, kalau bukan lo, enggak akan ada yang bantu gue. Apalagi teman sekelas, lo tahu sendiri," Anindihita mencoba menjelaskan secara pelan-pelan.

"Iya, tapi lo minjamnya sudah keseringan. Emang lo bisa bayar semuanya langsung besok? Enggak 'kan?"

"Lo masih punya orang tua, minta sama mereka lah. Jangan minjam sama gue terus," lanjutnya dengan tatapan tajam.

Setiap perkataan yang keluar dari mulut Tarie, Anindihita masih tak bis percaya, orang yang selama ini baik padanya kini berbanding terbalik.

Sebenarnya ada apa ini? Apa yang membuat Tarie menjdi seperti ini?

Bulir air yang sejak tadi tertampung di kelopak matanya kini tak bisa ditahan lagi, meluncur dengan bebas membasahi pipi Anindihita.

"Enggak usah kasih gue air mata lo. Itu enggak bisa bayar uang yang lo pinjam juga," Tarie acuh saat melihat Anindihita yang berderai air mata.

Human Parasite✅ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang