What Would it Be

745 109 150
                                        

Sejak kemarin malam Seongmin belum bertemu Taeyoung. Pagi ini laki-laki itu juga tidak masuk sekolah dan dia sama sekali tidak memberi kabar apapun pada Seongmin.

Aneh.

Biasanya setiap malam Taeyoung akan datang ke rumahnya atau paling tidak jika semalam dia sibuk bermain game, Taeyoung akan tetap masuk dan membuat kegaduhan seperti biasanya.

Ponselnya juga dari kemarin sama sekali tidak aktif.

"Hyeongjun, Taeyoung memberi kabar padamu?"

Hyeongjun tersenyum tipis kearah Seongmin. Dari tempatnya Minhee juga ikut melihat kearahnya.

Sepertinya laki-laki itu juga ingin menanyakan hal yang sama padanya. Karena entah kenapa Taeyoung tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar.

"Dia sakit"

Bukan Hyeongjun.

Melainkan Wonjin yang menjawab.

Baik Hyeongjun dan Minhee menoleh kearah Wonjin yang baru saja memasuki kelas untuk merogoh ransel miliknya

"Benarkah? Dia di apartemennya kan? Aku—"

"Rumahnya" potong Wonjin cepat kemudian melihat kearah Hyeongjun. Di tangan laki-laki itu sudah ada powerbank yang dia ambil dari tas tadi "-Kim Samchoon sedang di Seoul" ucap Wonjin mengelus kepala Hyeongjun lalu pergi keluar kelas lagi

Seongmin diam.

Kepalanya menunduk dalam.

Dia tidak akan berani jika harus datang ke rumah Taeyoung.

Sedangkan Hyeongjun sudah menghela nafasnya.

Dia mengerti sekarang.

Minhee sendiri sudah melihat kearah Hyeongjun tanpa mengatakan apapun.



.
.
.




Minhee menghentikan laju motornya begitu dia sudah sampai di depan Mansion keluarga Song.

Laki-laki itu ikut turun dari motornya setelah membantu Hyeongjun turun lalu melepaskan helm miliknya.

"Masuklah" ucap Minhee memegang tangan Hyeongjun

Hyeongjun tersenyum "tidak mau masuk dulu?"

"Wow. Apa aku benar-benar sudah memilikimu sekarang?"

"Sedari dulu kan?"

Keduanya terkekeh kecil setelahnya.

"Maunya ikut masuk. Tapi nanti jika aku masuk, Hyung kesayanganmu membunuhku"

"Dia tidak akan berani"

Minhee tersenyum "kemari" ucap Minhee menarik Hyeongjun memasuki pelukannya. Tangannya mengusap belakang kepala Hyeongjun lembut.

"Besok bertemu lagi..." gumam Hyeongjun

"Aku pikir kau akan lebih sibuk dengan Wonjin setelah ini. Masa jabatannya sudah selesai" ucap Minhee melepaskan pelukannya

"Tidak akan ada yang berubah"

"Berjanji?"

Hyeongjun mengangguk kecil.

"Hyeongjun-ah"

"Eum?"

"Dengarkan aku. Kali ini aku berbicara dengan sungguh-sungguh"

"Eum..."

"Bisakah kau mengakhiri hubunganmu dengan Wonjin?"

Hyeongjun diam.

VanillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang