Suara kicauan burung terdengar guna menyambut matahari pagi yang sudah menyingsing dari tempatnya.
Kang Minhee sedikit menggeliat pelan sebelum obsidiannya terbuka. Senyum tipis terlukis di wajahnya begitu wajah manis yang menjadi hal pertama dia lihat di pagi ini.
Hyeongjun tengah tertidur dengan begitu cantik didalam pelukannya sementara tangannya yang lain sebagai pengganti bantal untuk kepala Hyeongjun.
Tubuh keduanya dibalut dengan badcover berwarna putih, keduanya juga terlihat sudah bersih dengan memakai baju tidur setelah Kang Minhee membersihkan hasil kekacauan dan perbuatannya pada Hyeongjun semalam.
Mata lelaki itu menelisik setiap lekukan wajah manis Hyeongjun.
Cantik.
Pemuda manis didepannya terlihat cantik dan Minhee mengakui itu saat ini. Dia tidak tau sejak kapan dan kapan perasaan didalam hatinya tumbuh, perasaan itu tiba-tiba muncul dengan malu-malu untuk dia rasakan. Padahal sebelumnya Minhee tidak pernah seperti ini. Perasaan yang Minhee yakinkan dengan cinta datang untuk Hyeongjun.
Kang Minhee akui, dia terjebak pada permainannya sendiri.
Hyeongjun sedikit membuka matanya begitu dia merasakan sesuatu yang berat berada di perut kepinggangnya. Matanya sempat melihat kearah lingkaran tangan Minhee diperutnya sebelum matanya bersitabrak dengan pandangan Kang Minhee yang teduh.
"Hey jelek selamat pagi" Gumam Minhee dengan suara serak karena baru saja bangun dari tidurnya.
Hyeongjun berdecak pelan kemudian merubah posisinya menjadi membelakangi Kang Minhee.
Baru bangun sudah mengajak bertengkar.
Matanya kembali memejam seiring dengan rasa kantuk yang kembali melingkupi dirinya.
Minhee terkekeh kecil. Laki-laki itu kembali menarik tubuh Hyeongjun untuk masuk kedalam dekapannya hingga punggung Hyeongjun menempel sempurna pada tubuh depan Minhee.
"Hyeongjun..." bisik Minhee mengecup puncak kepala Hyeongjun
Hyeongjun diam.
Berusaha tidak meladeni laki-laki dibelakangnya karena demi apapun dia tengah sangat mengantuk dan lelah saat ini.
"Kemarin adalah ulang tahun terindah untukku, terimakasih"
Kali ini Hyeongjun membuka matanya. Pemuda manis itu merobah posisinya kembali menghadap kearah Minhee hingga membuat Minhee mengecup hidung kecilnya gemas.
"Semalaman sepertinya ponselmu berbunyi" ucap Hyeongjun
Minhee diam.
"Siapa yang menelfonmu?"
"Yang pasti bukan seseorang yang penting"
"Jungmo Hyung—"
"Jangan menyebut namanya untuk saat ini—"
"Minhee-ah" Hyeongjun memegang pipi Minhee lembut "—kau percaya? Jika saat ini aku ingin melihatmu bahagia?"
Minhee diam.
"Aku adalah salah satu orang yang menginginkan kau di lingkupi dengan kebahagian. Lupakan tentang semua rasa sakitmu dan cobalah untuk memaafkan semuanya, dengan begitu hidupmu akan menjadi lebih baik"
"Kenapa aku harus? Tidak mau—"
"Bagaimana kau akan membahagiakan seseorang yang kau cintai nantinya jika kau saja tidak merasa bahagia?"
Pertanyaan yang di lontarkan Hyeongjun kepadanya mampu membuat Kang Minhee terdiam.
Benar.
Apa yang dikatakan Hyeongjun benar adanya—
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla
FanfictionJika ditanya, satu kata yang menggambarkan Kang Minhee menurut Hyeongjun adalah 'Brengsek' dan jika ditanya, satu gerakan untuk menggambarkan Kang Minhee menurut Hyeongjun adalah 'acungkan jari tengah' "Hyeongjun, ayo melakukan Sex denganku" -Kang M...