6. Treffen

123 23 8
                                    

Seharian Aruna nampak murung, semua orang yang melihatnya akan langsung tahu bahwa kini dirinya sedang dalam mode macan lapar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian Aruna nampak murung, semua orang yang melihatnya akan langsung tahu bahwa kini dirinya sedang dalam mode macan lapar. Perihal kejadian kemarin. Aruna yakin bila Leo marah besar saat ini. Karena semua media sosialnya diblokir oleh laki-laki itu. Dirinya masih tidak rela jika harus berpisah dengan Leo.

Meski matanya terfokus pada layar monitor, tapi pikirannya entah kemana sejak tadi. Melayang jauh memikirkan tentang Leo. Kekasihnya yang brengsek. Tentu di mata Aruna Leo terbaik. Cinta memang buta, itu fakta mengerikan.

Padahal manajernya tengah berulang tahun dan berbaik hati membelikan semua karyawan pizza. Tapi pizza itu dingin dan berubah kaku akibat terlalu lama di ruangan ber-AC, sama sekali tak Aruna sentuh. Seperti ini lah contoh budak cinta kalau sudah galau. Makan enggan, apa-apa malas. Hidup segan, mati pun tak mau.

"Aruna," sapa teman satu divisinya. Perempuan itu lantas menengok sambil berusaha tersenyum agar terkesan ramah.

"Kenapa?"

"Pulang nongki dulu, yuk! Ayo lah, kan ini juga malem minggu." Temannya itu terlihat penuh harap mengajak Aruna. Tidak ada minat dari perempuan itu. Belum lama ia ditinggalkan pergi oleh Mumu, kini lagi-lagi harus kehilangan. Kehilangan kekasih hati pula.

"Aduh gue—"

"Ayo lah, Aruna. Gue tahu lo lagi butuh hiburan," sela temannya. Rupanya dirinya diperhatikan sejak tadi.

Aruna mendengus pasrah, kemudian menerima ajakan temannya itu dengan cara mengangguk pelan. Berat memang, tapi Aruna merasa tidak sudah sering menolak ajakan teman-temannya.

"Good girl! Karyawan teladan," bisiknya di telinga Aruna.

Bisa jadi itu sebuah pujian, tapi bisa juga sebuah sindiran. Aruna memang dikenal sebagai karyawan yang sangat disiplin terutama dalam waktu. Entah kehadiran, maupun pekerjaannya, selalu tepat waktu. Dan rumor basi sudah menyebar di seluruh kantor. Aruna dirumorkan berkencan dengan manajernya. Karena memang manajernya itu begitu perhatian dengan Aruna. Seringkali kedapatan membelikan Aruna makan siang, juga manawarinya tumpangan pulang. Meski sudah sering pula Aruna menolaknya, pria itu tetap memberi perhatian lebih pada Aruna.

Terkadang memang teman satu divisinya merasa cemburu akan hal itu. Tapi Aruna selalu memberi pengertian bahwa dirinya tidak medasa diperlakukan spesial. Dia juga tidak ingin terlibat cinta lokasi seperti itu. Terlebih lagi, Aruna sudah punya Leo.

Rasanya ketika teringat Leo kembali Aruna ingin menangis. Mungkin akhir pekan nanti dia harus menemui Leo.

🦋🦋🦋

This All Goes to You 3 | JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang