Nathan memapah tubuh Jian yang lemas ke arah sofa. Lagi, Nathan kalah cepat dengan orang yang terus mengusiknya. Dan, sialnya Jian kembali jadi sasaran mereka. Rasanya teror itu semakin mengkhawatirkan. Nathan tak bisa membiarkan orang di sekitarnya dalam bahaya begini."Ji, tadi siapa yang serang kamu?" tanya Nathan sambil mencari-cari nomor rumah sakit di ponselnya. Ia berusaha secepat mungkin memanggil ambulan.
Tak ada jawaban selain ringisan dari Jian. Tangannya terus memegangi kepalanya yang terasa pening sehabis dihantam dengan balok kayu.
"Kak, aku rasa kak Nathan kenal betul sama dalang dari teror ini, Kak." Jian seakan mengetahui sesuatu, namun ia masih ragu untuk menjelaskannya. Mendengar itu Nathan lantas mengenyitkan dahinya. "Kak ..." Sesaat setelahnya, Jian hilang kesadaran. Nathan cukup panik lantaran ambulan belum sampai.
Jian tak sempat bicara banyak dan itu membuat Nathan menerka-nerka tentang siapa dalang dari teror ini. Memang bukan yang pertama, namun teror kali ini betul-betul membuatnya frustasi. Ucapan Jian membuatnya teringat akan seseorang. Tapi Nathan berusaha menyangkal pikirannya sendiri. Sebab orang yang tiba-tiba muncul di kepalanya adalah orang yang ia sangat sayangi.
"Gak mungkin, kan?" gumamnya.
🦋🦋🦋
Mobilnya melaju menembus kemacetan jalanan ibukota. Nathan menjemput Aruna pulang kerja dari Kafe. Walau sudah tahu bahwa dirinya orang yang cukup berpengaruh, Aruna tetap memilih bekerja di Kafe. Nathan menghargai keputusan Aruna. Hal itu juga yang membuatnya lagi-lagi kagun. Aruna itu punya pendirian yang kuat untuk dirinya.
"Gimana keadaan Jian?" tanya Aruna khawatir. Aruna tahu bahwa Jian telah diserang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
"Ini yang buat saya takut terang-terangan soal identitas saya. Termasuk mengungkap pernikahan kita. Saya nggak mau kamu terlibat seperti Jian." Nathan sesekali menoleh untuk menatap wajah Aruna. "Saya banyak musuh, tapi saya nggak mau orang terdekat saya terluka begini," lanjutnya.
"Na, kamu gak coba laporin ini ke polisi?"
Nathan tersenyum tipis sebelum akhirnya ia menepikan mobilnya sebentar. Laki-laki itu menatap Aruna yang terlihat khawatir akan keadaannya.
"Una, ada banyak hal yang nggak kamu tahu soal saya. Sebenarnya bukan saya nggak jujur, tapi akan panjang kalau saya jelaskan satu persatu. Sekarang bakal saya ceritain secara singkat." Aruna terlihat menunggu-nunggu kelanjutan dari ucapan Nathan. "Saya bukan orang yang bersih. Dunia bisnis yang saya jalani nggak hanya di hotel itu. Banyak bisnis yang nggak boleh sampai diperiksa kepolisian, Una. Memang saya punya orang yang menjamin keselamatan saya, tapi lagi, kalau saya terlalu sering terlibat dengan kepolisian makin banyak yang coba peras saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
This All Goes to You 3 | Jaemin
RomanceDia Nathan. Dia warna dalam hidup Aruna, sekaligus guratan luka yang abadi dalam hatinya. ❝Kamu adalah bahu ternyaman, Na. Kamu juga rumah paling aman. Kalau kamu nggak ada aku harus gimana?❞ -Aruna ©hanekyung, 2021